Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Masih sepinya volume perdagangan pasca libur lebaran menyelimuti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sementara, sentimen negatif dominan menekan pergerakan IHSG selama sepekan.
Selama sepekan IHSG terkoreksi 0,27% ke level 4.856,59. Dibandingkan hari sebelumnya, Jumat (24/7) IHSG justru terkoreksi cukup dalam yaitu sebesar 0,94%
Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto, menilai IHSG kehilangan momentum sentimen positif saat pasar tengah libur lebaran. Sentimen positif tersebut datang dari membaiknya kondisi krisis utang Yunani dan rilis kembali surplusnya neraca perdagangan Indonesia.
Saat kembali buka pasar justru didera sentimen negatif dari pernyataan Gubernur The Fed, Jannet Yellen yang memastikan kenaikan suku bunga pada tahun ini. Sentimen negatif dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada akhir pekan turut memberi tekanan terhadap bursa domestik.
Achmad Yaki, Analis Sucorinvest Central Gani menambahkan data initial jobless claim AS pada Kamis (23/4) yang menggembirakan dapat menyulut ekspektasi kenaikan suku bunga AS. Selain itu sentimen negatif juga datang dari anjloknya harga minyak akibat perkiraan kondisi oversupply pasca Iran mencapai kesepakatan masalah nuklir.
David memprediksi sepekan kedepan IHSG akan tertekan lantaran sentimen negatif pekan lalu masih terbawa sehingga ketika pasar kembali normal tekanan jual akan makin besar. Selain itu, tebakannya rilis – rilis laporan keuangan emiten yang dirilis minggu depan juga kurang menggembirakan
Yaki memprediksi sepekan kedepan IHSG cenderung melemah alias bearish. Namun, setidaknya data inflasi bulan Juni yang diprediksi positif dapat sedikit memberi dorongan terhadap IHSG.
Yaki memprediksi sepekan kedepan IHSG bergerak dalam rentang 4.825 - 4.925. Sementara, David memprediksi IHSG bergerak dalam rentang 4.750 – 4.950.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News