Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih turun sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai rebound setelah menguji level support kuatnya. Diprediksi, IHSG akan kembali menguat dengan kenaikan moderat di tahun ini.
Research & Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro menjelaskan, sejak awal tahun kinerja IHSG masih negatif dengan penurunan 1,29%. Dilihat berdasarkan pola teknikal, IHSG sudah menguji level strong support di level 6.560 dan setelah itu sanggup rebound hingga ke posisi terakhir di 6.762,25.
Kemudian secara sentimen, beberapa sentimen dominan di pasar juga sudah mulai menunjukkan arah yang lebih jelas khususnya terkait proyeksi suku bunga The Fed dan juga Bank Indonesia di tahun 2023 ini. "Jadi bisa dikatakan jika tidak ada isu besar lagi seperti kelanjutan krisis perbankan di regional AS yang bisa memicu panic selling sesaat, IHSG sudah lepas dari bottom," kata Nico kepada Kontan.co.id, Minggu (26/3).
Baca Juga: Performa Indeks IDX Growth 30 Ungguli IHSG, Saham Big Caps Jadi Penopang
Dalam skenario bullish, Nico memprediksi IHSG diprediksi berpotensi menguat di atas 10% dengan rentang 7.660–7.740. Sebab, secara historis dalam 10 tahun terakhir IHSG lebih didominasi kenaikan dibandingkan penurunan.
Nico mencontohkan, sepanjang periode 2012-2022 penurunan IHSG terendah terjadi tahun 2020 dengan return -5,09%. Sedangkan kenaikan IHSG double digit terjadi pada 4 periode tahun.
Yang tertinggi tahun 2014 mencapai 22,29% dalam setahun perdagangan, kemudian tahun 2017 sebesar 19,99%, lalu tahun 2012 sebesar 12,94%, dan tahun 2021 sebesar 10,08%. Hanya saja untuk tahun ini peluang kenaikan double digit akan lebih sulit dicapai, mengingat sejumlah tantangan yang membayangi.
Baca Juga: Kinerja Indeks IDXG30 Masih Ditopang Saham-Saham Sektor Perbankan
Nico pun berpendapat, jika melihat secara lebih realistis kenaikan IHSG tahun ini cenderung lebih ke skenario moderat antara rentang 6%-7,3%. "Karena masih dibayangi beberapa risiko seperti konflik yang berkelanjutan dan risiko perlambatan ekonomi global sebagai dampak pengetatan kebijakan moneter yang terjadi sejak 2022," kata dia.
Untuk skenario moderat, diperkirakan IHSG akan berada pada rentang 7.220–7.350 sampai akhir 2023. "Mengingat sentimen yang akan mulai mereda risikonya khususnya mulai semester kedua 2023 seiring puncak level suku bunga bahkan ada potensi pelonggaran, skenario moderat bisa tercapai," pungkas Nico
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News