Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pekan ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terbilang positif, meski gagal melanjutkan reli di akhir pekan. Jumat (6/11), indeks ditutup turun 10,68 poin ke 4.566,55. Meski demikian, sepekan, bursa masih membukukan kenaikan 2,49%.
Senior Research HD Capital Yuganur Wijanarko menjelaskan, pekan ini, indeks berhasil kembali ke level 4.500-an.
Ini didukung antisipasi pasar terhadap rebalancing MSCI pada 11 November nanti dan rencana kenaikan suku bunga The Fed Desember ini.
Secara teknikal, pergerakan IHSG masih di kisaran 4.500-4.600. "Namun, kami optimistis, indeks bisa breakout ke 4.800 pada akhir November," ujar Yuganur. Menurutnya, investor sebaiknya memperhatikan pergerakan pasar sebagai antisipasi rebalancing MSCI.
Ia menduga, fund manager menambah bobot pada saham perbankan big caps yang mencakup 30% kapitalisasi pasar IHSG.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai, saat ini, masih banyak investor yang mengambil sikap wait and see. Memang, data ekonomi domestik tidak jelek, tapi juga tidak terlalu bagus.
Kata Satrio, pergerakan indeks selanjutnya akan dipengaruhi rilis data tenaga kerja Paman Sam, Jumat (6/11) malam. "Kuncinya ada di indeks Dow Jones," tuturnya.
Data tenaga kerja bakal menjadi acuan The Fed untuk mengambil keputusan mengenai suku bunga. Jika datanya bagus, dan Dow Jones melaju, kemungkinan bisa mempengaruhi bursa regional.
Prediksi Satrio, pekan depan, IHSG bergerak variatif di kisaran 4.400–4.900. "Pasar menunggu arah yang pasti, baik itu sentimen yang positif maupun negatif," ujarnya.
Sekadar mengingatkan, bursa AS kembali memperlihatkan penguatan di akhir perdagangan Jumat. Indeks Dow Jones bertambah 46,9 poin menjadi 17.910,33.
Bursa AS membaik setelah AS mengumumkan penambahan 271.000 orang tenaga kerja, lebih tinggi daripada perkiraan pasar yaitu 185.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
