kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG memerah dua hari berturut-turut, ini penjelasan analis


Selasa, 24 September 2019 / 16:12 WIB
IHSG memerah dua hari berturut-turut, ini penjelasan analis
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari ini terkoreksi cukup dalam. Pada penutupan perdagangan siang ini saja IHSG sudah turun 77,99 poin atau 1,26% ke 6.128 poin. Ekonom dan analis melihat koreksinya IHSG-nya karena sentimen regional dan global.

Ekonom DBS Masyita Crystallin menjelaskan investasi harian bisa jadi mencerminkan respon investor terhadap kejadian yang sedang terjadi.

“Kalau investasi harian ada istilah yang dikenal sebagai knee-jerk reaction di mana adanya respon otomatis dari suatu kejadian. Misalnya saat ada pengumuman suku bunga tidak jadi turun IHSG akan tertekan sebentar sehari dua hari, setelah itu tidak lama akan termoderasi,” jelasnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/9).

Baca Juga: IHSG tergelincir, analis sebut akibat demonstrasi di sejumlah kota

Masyita menjelaskan, saat ini kalau ada demonstrasi wajar ketika IHSG turun cukup dalam. Tapi penurunan IHSG ini juga karena dipengaruhi sentimen global.

Menurut Masyita kalau ingin melihat sentimen regional terhadap ekonomi, investor bisa memperhatikan inflow ekuitas dan obligasi. Masyita menjelaskan dalam satu tahun ekuitas dan obligasi inflow Indonesia masih cukup baik.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan IHSG saat ini mengalami pergerakan yang cukup fluktuaktif. “Faktor eksternal menjadi kontributor besar di dalam pergerakan IHSG belakangan ini terkait perundingan Amerika Serikat dan China mengenai kesepakatan dagang” jelasnya.

Menurut Sukarno aksi demonstrasi memang menjadi sentimen negatif tapi tidak begitu signifikan pengaruhnya dan pengaruhnya jangka pendek. 

Sukarno menyarankan strategi yang bisa dilakukan investor. Bagi investor jangka pendek - menengah bisa wait and see terlebih dahulu sambil menunggu kondisi internal terkait demonstrasi. Adapun fokus selanjutnya adalah melihat kondisi eksternal terkait perundingan As-China mengenai kesepakatan dagang.

Baca Juga: Satu jam sebelum bursa tutup, IHSG merosot 1,24% ke 6.129,68

Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini mungkin bisa pilih saham-saham defensive yang bersifat consumer staple.

Strategi lain yang bisa dilakukan juga bisa mulai nyicil membeli saham-saham yang terdiskon karena IHSG turun dan sudah murah. Jadi tinggal menunggu sentimen positif apa lagi yg bisa menggerakkannya.

Bagi Investor yang sifatnya jangka panjang, Sukarno merekomendasikan bisa gunakan kesempatan ini membeli saham yang secara jangka panjang kinerjanya terus tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×