kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG melorot 2,36% dalam sepekan, dibayangi merebaknya varian baru Covid-19


Minggu, 28 November 2021 / 06:00 WIB
IHSG melorot 2,36% dalam sepekan, dibayangi merebaknya varian baru Covid-19


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor 2,06% ke level 6.561,55 pada Jumat (26/11). Selama sepekan, IHSG jatuh 2,36%.

Jumat (26/11), total volume transaksi bursa mencapai 28,42 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 16,47 triliun.  Ada 476 saham mengalami penurunan harga, 99 saham menguat, dan 98 saham diam di tempat. Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 185,16 miliar di seluruh pasar. 

Analis Pilarmas Investindo Okie Setya Ardiastama mengatakan, penurunan IHSG seiring dengan pergerakan pada sebagian besar pasar saham Asia. “Pelaku pasar mencermati depresiasi rupiah dan juga capital outflow baik pada pasar saham maupun pasar obligasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (26/11).

Menurut Okie, kondisi tersebut seiring dengan naiknya volatilitas pada pasar saham, dimana munculnya varian baru dari virus corona memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar.

Baca Juga: IHSG ambruk 2,06% ke 6.561, saham-saham ini paling banyak diobral asing

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan, pergerakan IHSG yang melemah lebih dari 2% pada perdagangan Jumat (26/11), dipicu kekhawatiran terhadap varian baru Covid-19 yakni B.1.1.529. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dijadwalkan mengadakan special meeting pada Jumat (26/11) untuk mendiskusikan varian baru tersebut.

“Varian baru tersebut meningkatkan kekhawatiran terhadap potensi lonjakan kasus baru Covid-19 secara global, terutama di beberapa negara Eropa yang mencatatkan kenaikan signifikan kasus baru Covid-19 dalam sepekan terakhir,” ujarnya dalam riset, Jumat (26/11).

Dari dalam negeri, Pemerintah Indonesia berencana menerapkan PPKM level 3 secara nasional pada 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2021, sebagai bentuk antisipasi potensi kenaikan kasus baru Covid-19 di Indonesia pada akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022.

Terlepas dari hal tersebut, kata Valdy, pasar juga tertekan oleh potensi pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh the Fed. Salah satu pemicunya adalah data US Initial Jobless Claims yang turun signifikan ke level 199.000 pada periode 14-20 November 2021. Hal ini memicu pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 0,25% ke level Rp 14.300 per dolar AS pada Jumat sore (26/11).

Baca Juga: Saham-saham ini banyak ditadah asing saat IHSG tumbang 2,06% ke 6.561, Jumat (26/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×