Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bangkit awal pekan November, Senin (2/11). Data RTI menunjukkan indeks dibuka turun 0,51% atau 23,75 poin ke level 4.430,95 pukul 09.15 WIB.
Tercatat 92 saham bergerak turun, 58 saham bergerak naik, dan 55 saham stagnan. Di awal perdagangan ini melibatkan 440 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 368 miliar.
Delapan dari 10 indeks sektoral memerah. Sektor keuangan memimpin pelemahan yakni turun 1,53%. Selanjutnya diikuti konstruksi turun 0,83%, barang konsumsi turun 0,74%, dan pertambangan turun 0,54%.
Sementara, hanya agrikultur dan infrastruktur yang menghijau yakni masing-masing naik 0,85%, dan 0,76%.
Pelemahan indeks seiring prediksi para analis. Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, memprediksi, indeks bakal bergerak di pada rentang support 4.420-4.445 dan resistance 4.465-4.501. Laju IHSG bergerak di bawah target support 4.445-4.465 dan gagal mendekati target resistance 4.585-4.607.
IHSG berpotensi melemah jika sentimen yang ada tak cukup kuat menahan aksi jual. "Diharapkan rilis data ekonomi di awal bulan mampu memberikan sentimen positif sehingga dapat mengurangi potensi pelemahan," tutur Reza.
Sentimen eksternal juga turut andil menekan IHSG. Rilis indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur China mengisyaratkan kontraksi. Biro Statistik Nasional, Minggu (1/11) merilis PMI China tidak berubah di angka 49,8 di bulan Oktober.
Sementara itu, indek non-manufaktur PMI, barometer jasa dan konstruksi, turun ke angka 53,1 dari 53,4 pada September, yang terendah sejak Desember 2008.
Rilis data manufaktur ini memicu pelemahan bursa regional Asia. Indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5% ke level 133,77 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News