Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tepuruk. Indeks melemah 0,56% ke level 4.879 saat penutupan perdagangan kemarin, Selasa (29/09).
Investor asing masih berusaha mengurangi portofolio sahamnya di bursa dalam negeri. Ini tercermin dari aksi jual asing atau net sell Rp 341,93 miliar di seluruh pasar.
Posisi tersebut membuat indeks kehilangan hot money lebih dari Rp 14 triliun selama bulan terakhir. IHSG bahkan menempati posisi kedua negara di Asia dengan net sell asing paling besar.
Michael Setjoadi, analis RHB Sekuritas Indonesia mengatakan, mayoritas bursa saham emerging market masih mengalami net sell. "Tapi, Indonesia masih paling sensitif," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (29/9).
Baca Juga: Saham-saham ini ditadah asing saat IHSG melanjutkan penurunan, Selasa (29/9)
Tak kunjung melandainya angka kasus positif di Indonesia masih menjadi pertimbangan utama investor asing angkat kaki. Selain itu, isu soal independensi Bank Indonesia (BI) masih menjadi sentimen negatif yang cukup kuat bagi investor asing.
Angka kasus positif Filipina mulai melandai setelah sempat menyetuh puncaknya bulan lalu. Ketatnya lockdown di negara ini berimbas pada kontraksi perekonomian hingga minus 16,5% kuartal kedua kemarin.
Kontraksi di Indonesia lebih kecil, minus 5,32% pada kuartal kedua. Namun, pendekatan yang relatif lebih halus membuat angka kasus positif Covid-19 masih menanjak.
Meski begitu, investor asing melihat perbaikan ekonomi di Filipina bisa lebih cepat seiring dengan melandainya angka kasus sehingga net sell mereda."Tapi juga tidak bisa dipungkiri net sell Filipina di bulan-bulan sebelumnya cukup deras," terang Michael.
Baca Juga: Saham-saham big cap ini sudah turun berhari-hari sejak awal September 2020
Setali tiga uang, Vice President Samuel Sekuritas M. Muhammad Alfatih mengatakan, valuasi IHSG sejatinya relatif lebih murah dibanding negara lain. "Tapi, penanganan Covid-19 di Indonesia menimbulkan persepsi lain bagi investor asing," ujarnya.
Mengutip Bloomberg, price earning (PER) IHSG 9,49 kali. Sedangkan Philipine Stock Exchange (PSE) Index mencapai 21,68 kali. "Meningkatnya kasus akhirnya juga membuat kinerja perusahaan tertekan," imbuh ALfatih.
Selanjutnya: Sudah terdiskon banyak, asing tadah saham-saham ini kemarin, Senin (28/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News