Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Bursa Eropa fluktuatif setelah terangkat oleh kenaikan harga minyak. Tapi besarnya data kasus Covid 19 di Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis menekan pergerakan pasar keuangan. Besarnya kasus di Italia, Spanyol, dan Prancis diikuti angka persentase kematian yang cukup tinggi di atas 10 %.
Italia memberikan harapan setelah mulai menunjukkan kurva penurunan pada kasus baru, tetapi masih cukup awal menyimpulkan bahwa Covid 19 akan segera berlalu. Data ekonomi yang keluar mengkonfirmasi dampak Covid 19 terhadap perekonomian.
Sebagian saham industri keuangan mengalami tekanan akibat menunda dan membatalkan pembagian dividen dan akan memilih melakukan buyback saham mengikut anjuran Bank Sentral Eropa (ECB). ECB menganjurkan agar uang tunai yang dihasilkan harus digunakan untuk menopang perekonomian kawasan tersebut.
Baca Juga: Kacamata Tom Ford hingga sandal Salvatore Ferragamo didiskon
Dalam jangka pendek terutama dalam periode ketidakpastian pelaku pasar lebih mementingkan kas. Karena itu pelaku pasar memilih menjual aset berisiko dan memegang kas. Di jangka panjang, strategi buyback akan menguntungkan perusahaan dan pemegang saham. " Kami pikir pasar Eropa akan cenderung fluktuasi cenderung tertekan," kata Hans.
Pasar saham Indonesia sempat menguat merespons paket stimulus fiskal senilai Rp 405,1 triliun yang disiapkan Presiden Jokowi untuk melawan dampak negatif penyebaran pandemi Covid-19 terhadap perekonomian. Tetapi perkiraan terburuk dampak Covid 19 terhadap perekonomian juga menekan pergerakan pasar.
Perkiraan nilai tukar rupiah terhadap sekitar dari Rp 17.500-Rp 20.000 per dolar AS, inflasi 3,9%–5,1% minyak US$ 38-US$ 31 per barel dan pertumbuhan ekonomi 2,3% hingga -0,4%. Angka prediksi yang jelek akan menjadi kekuatan dan sentimen positif ketika data realisasi lebih baik dari perkiraan.
Baca Juga: Rupiah Bakal Lebih Stabil Bila Penanganan Corona Lebih Baik
Pasar saham Indonesia menutup akhir pekan dengan kinerja positif akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan stimulus fiskal. Kenaikan jumlah kasus yang cenderung lebih lambat di bandingkan negara lain dikhawatirkan akibat masih rendahnya jumlah tes yang dilakukan. Kenaikan jumlah kasus ketika tes diperbanyak menjadi indikasi bagus penanganan kasus Covid 19.
"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah terkoreksi di awal-awal pekan dan kembali menguat di akhir pekan," kata Hans.
Pergerakan IHSG akan sangat di pengaruhi pasar global dan regional. Support IHSG di level 4.393 sampai 3.918 dan resistance di level 4.848 sampai 5.112. "Cenderung buy on weakness atau beli ketika terjadi pelemahan di pasar," pungkas Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News