kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG konsolidasi pada April 2021, ini penyebabnya


Minggu, 11 April 2021 / 20:26 WIB
IHSG konsolidasi pada April 2021, ini penyebabnya
ILUSTRASI. IHSG konsolidasi pada April 2021, ini penyebabnya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak konsolidasi (sideways) pada awal April 2021 ini.

Dalam sepekan ke belakang, IHSG hanya naik 0,99%, sementara indeks Nikkei Jepang meningkat 1,29%, indeks Kospi Korea Selatan +1,43%, indeks Dow Jones Amerika Serikat (AS) +1,95%, dan indeks saham utama Australia +2,45%.

Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, rebound kecil yang terjadi pada IHSG disebabkan oleh belum begitu dominannya sentimen dari dalam negeri. Musim pembagian dividen yang mulai berlangsung pada bulan ini juga dinilai tidak cukup kuat untuk membuat IHSG rally.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang melarang mudik pada 6-17 Mei 2021 diprediksi dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pelaku pasar juga mengkhawatirkan adanya capital outflow dan inflasi akibat kenaikan yield obligasi pemerintah AS seiring dengan stimulus yang terus digulirkan oleh pemerintahan Joe Biden.

Baca Juga: IHSG diramal fluktuatif pada pekan depan, cermati saham-saham ini

"Di saat yang bersamaan, pelaku pasar juga cenderung wait and see menanti rilis laporan keuangan emiten dan pertumbuhan ekonomi  kuartal I-2021," kata Wisnu saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (11/4).

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menambahkan, konsolidasi IHSG pada awal April 2021 ini disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang kembali melemah dan perusahaan-perusahaan yang cenderung membagikan dividen lebih kecil daripada tahun sebelumnya.

"Hal ini membuat investor menjadi tidak terlalu antusias terhadap pembagian dividennya. Bahkan, beberapa cenderung kecewa sehingga melakukan aksi jual pada saham-saham yang diharapkan memberikan dividen besar," ucap Chris.

Menurut Chris, saat ini, IHSG cenderung bergerak sideways ke arah bearish dengan level support di 5.850 dan resistance di 6.210. Penguatan kurs rupiah menjadi sentimen yang dapat mendorong laju IHSG ke depannya.

Sementara Wisnu melihat, IHSG akan bergerak konsolidasi dalam satu hingga dua bulan ke depan. Ia memprediksi, IHSG baru akan bergerak naik setelah Lebaran sejalan dengan aktivitas ekonomi yang berpotensi berjalan lebih cepat lagi seiring dengan program vaksinasi yang terus berlanjut.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat pada Senin (12/4), simak rekomendasi Binaartha Sekuritas

Menurut dia, akselerasi pasar modal yang lebih cepat lagi baru akan terjadi pada kuartal III memasuki kuartal IV-2021. "Dalam jangka pendek, resistance yang akan diuji berada di level 6.240 dengan support 5.900. Jika support tersebut berhasil ditembus, maka support selanjutnya berada di level 5.800," tutur Wisnu.

Seiring dengan volatilitas IHSG yang masih tinggi, Wisnu menyarankan pelaku pasar yang lebih suka trading saham untuk memperbanyak jumlah dananya sambil menurunkan batasan risiko. Apabila saham-saham yang diperdagangkan turun 30%-40%, Wisnu menyarankan para trader untuk cut loss aja.

Sementara itu, bagi pelaku pasar yang memiliki horizon waktu investasi lebih panjang, Wisnu menyarankan untuk membeli saham secara cicil bertahap.

Dengan memperhitungkan faktor fundamental dan teknikal, ia merekomendasikan investor untuk cicil beli bertahap PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Wisnu memasang target harga untuk TBIG di Rp 2.600 per saham, SMGR Rp 12.000, PGAS Rp.1.400, BBRI Rp 4.800, dan BBCA Rp 36.000 per saham. Pada perdagangan Jumat (9/4), harga saham TBIG berada di Rp 2.110, SMGR Rp 10.375, PGAS Rp 1.320, BBRI Rp 4.350, dan BBCA Rp 31.000 per saham.

Dengan asumsi bahwa IHSG masih akan bergerak sideways cenderung bearish, Chris menyarankan investor untuk memanfaatkan penurunan harga yang terjadi pada saham-saham berfundamental bagus sehingga investor dapat membelinya dengan harga yang cukup murah.

"Saham perbankan cenderung cukup menarik untuk diakumulasi, telekomunikasi dengan beberapa isu merger dan akuisisi cukup menarik untuk diperhatikan, dan saham-saham teknologi yang sedang dalam fase uptrend juga cukup menarik untuk diikuti," kata Chris. Ia merekomendasikan investor untuk mengakumulasi BBCA, BBRI, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

Selanjutnya: Keyakinan konsumen naik, cermati saham: INDF, ICBP, UNVR, ACES dan MAPI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×