kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG kian mahal, saham big caps masih layak lirik?


Senin, 01 April 2013 / 07:00 WIB
ILUSTRASI. Harga sepeda gunung Element Rp 1 jutaan update November 2021, seri Alton XC 3.2


Sumber: Harian KONTAN |

JAKARTA. Pasar saham kembali bullish di perdagangan akhir kuartal I 2013, Kamis lalu (28/3). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan rekor baru di posisi 4.940,99. Sejak akhir tahun 2012, indeks tercatat telah menguat 14,46%.

Tak pelak, rasio harga terhadap laba bersih atawa price earning ratio (PER) IHSG yang kini sudah sebesar 18,78 kali tidak bisa dibilang murah lagi. Sebagai perbandingan, sejumlah PER bursa utama di kawasan Asia, masih lebih rendah ketimbang PER IHSG.

Ambil contoh, PER Hang Seng hanya 10,61 kali. Begitu juga PER indeks Straits Times yangsebesar 10,92 kali.

Toh, sejumlah analis berkeyakinan, IHSG masih berpotensi melaju lagi. Ellen May, praktisi pasar modal yakin, indeks akan tembus ke level 5.000 di tahun ini.

Meski harganya sudah terbilang premium, beberapa analis menilai, saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) masih layak menjadi pilihan. Apalagi, saham-saham berkapitalisasi pasar besar juga menjadi pilihan aman saat indeks sudah naik tinggi.

Thendra Crisnanda, analis BNI Securities bilang, harga beberapa saham big caps bahkan sudah melampaui pertumbuhan kinerjanya. Ia mencontohkan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). "Labanya tahun lalu naik 8%, sementara harga sahamnya sudah naik 25% sejak awal tahun," ujarnya.

Yang juga perlu dicatat, kata Thendra, saham-saham berkapitalisasi pasar besar saat ini selalu menjadi buruan fund manager asing dan lokal. Dana pensiun lokal banyak mengincar saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 3 triliun.

John Veter, Managing Director Investa Saran Mandiri menambahkan, kenaikan indeks, pekan lalu, dipicu aksi fund manager mempercantik kinerjanya (window dressing) di akhir kuartal I 2013. Pilihan paling masuk aman tentunya dengan mengoleksi saham-saham big caps. "Saran saya,investor bisa membeli saat harganya terkoreksi," kata John.

Saat ini, John lebih merekomendasikan saham-saham perbankan, ritel, dan semen. Khusus saham-saham sektor semen, John memprediksi, ada potensi gain sekitar 15%-20% lagi sampai akhir 2013.

Ia yakin, indeks masih akan naik lagi. Di bulan April, sejumlah katalis siap menopang kembali penguatan indeks. Antara lain pembagian dividen serta rilis laporan keuangan kuartal pertama 2013. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×