Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah 1,11% atau berkurang 79,50 poin ke angka 7087,32 pada penutupan perdagangan, Jumat (19/4). IHSG berpeluang downside di kisaran 7.035 perdagangan Senin (22/4).
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang memperkirakan, IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa data regional dan domestik.
Dari sisi regional, pada Senin (22/4) terdapat rilis data Loan Prime Rate 1Y dan Loan Prime Rate 5Y di China. Pada Maret 2024, The People's Bank of China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuan yakni Loan Prime Rate 1Y sebesar 3,45%, sedangkan Loan Prime Rate 5Y sebesar 3,95%.
Menurut Alrich, kedua suku bunga tersebut masih berada pada rekor terendah seiring dengan tujuan PBOC untuk berupaya memacu pertumbuhan perekonomian dari krisis properti dan rendahnya consumer confidence.
Pada hari yang sama, terdapat rilis Foreign Direct Investment (FDI) Maret 2024 di China yang telah mengalami pelemahan signifikan sejak Juni 2023 dan berada di level terendah dalam 30 tahun terakhir. “Adapun rilis data FDI China diharapkan membaik seiring dengan pertumbuhan GDP China yang berada di atas ekspektasi konsensus pada kuartal pertama 2024 yakni 5,3% year on year (YoY),” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4).
Baca Juga: Emiten Batubara Masih Hadapi Sejumlah Tantangan Tahun Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya
Selanjutnya, dari sisi domestik, terdapat rilis data neraca dagang Maret 2024 pada Senin (22/4). Alrich memperkirakan, akan ada kenaikan tipis seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor komoditas.
Surplus neraca dagang Indonesia pada Februari 2024 menyusut menjadi US$ 0,87 miliar. Hal ini jauh dari perkiraan konsensus sebesar US$ 2,32 miliar.
“Kontraksi ekspor diharapkan kembali pulih seiring dengan peningkatan laju perekonomian China yang membaik kuartal pertama tahun 2024,” terangnya.
Secara teknikal, Alrich melihat, terdapat peluang downside yang masih terbuka di kisaran 7.035 atau di moving average (MA) 200 pada Senin (22/4). Hal tersebut sejalan dengan indikator death cross pada Stochastic Relative Strength Index (RSI) serta pelebaran negative slope pada moving average convergence/divergence (MACD).
Baca Juga: Arah IHSG & Rekomendasi Saham di Tengah Sentimen RDG BI, Putusan MK dan Israel-Iran
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menjelaskan, ketegangan geopolitik di Timur Tengah masih akan membuat investor cenderung menahan. Dirinya optimistis jika tensi pada pekan depan kembali menurun dengan potensi pasar saham kembali menarik.
“Kenaikan harga emas yang terjadi saat ini lebih disebabkan faktor tematikal yang bersifat fluktuatif dalam jangka pendek,” terang Oktavianus kepada Kontan.co.id, Minggu (21/4).
Selanjutnya, pasar akan menantikan rilis keputusan RDG suku bunga 7 days Repo Rate (RR) oleh BI periode April 2024. Diperkirakan suku bunga acuan akan bertahan pada level 6%.
Adanya pelemahan rupiah beberapa waktu terakhir menjadi landasan dalam mempertahankan suku bunga acuan. “Hal ini akan direspons moderat oleh pasar karena sejalan dengan the Fed yang masih hawkish,” imbuhnya.
Menurut Oktavianus, bursa berpotensi rebound jika mampu bertahan di atas support jangka panjang yakni pada moving average (MA) 200 pada level 7.035. Sedangkan, Indikator teknikal moving average convergence/divergence (MACD) dan Relative Strength Index (RSI) masih menunjukkan arah tren pelemahan beberapa hari terakhir.
Oleh karena itu, dia memperkirakan IHSG akan bergerak pada level support 7.015 dan resistance 7.250 pada Senin (22/4).
Baca Juga: Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, Intip Proyeksi Rupiah Untuk Senin (22/4)
Oktavianus menilai, investor dapat memperhatikan emiten yang memiliki kinerja positif pada kuartal I-2024 sebagai alternatif investasi yakni sektor perbankan dan barang baku terkhusus produsen emas. Adapun emiten dari sektor energi positif seiring dengan kenaikan harga komoditas yang masih berpotensi berlanjut.
Selain itu, investor dapat melirik emiten big caps yang kehilangan market caps cukup dalam pekan lalu yang berpotensi teknikal rebound, seperti pada sektor telekomunikasi dan perbankan. “Kami memperkirakan jika terjadi technical rebound, maka seperti perbankan dan telekomunikasi akan memiliki ruang kenaikan sekitar di atas 5%,” pungkasnya.
Oktavianus merekomendasikan trading buy untuk ANTM dengan support Rp 1.710 dan resistance Rp 1.860, rekomendasi buy on weakness untuk BBRI di angka Rp 5.175–Rp 5.250 dengan support Rp 5.025 dan resistance Rp 5.750, dan buy on weakness TLKM di level Rp 3.050–Rp 3.120 dengan support Rp 3.000 dan resistance Rp 3.420, serta trading buy untuk ADRO dengan support Rp 2.680 dan resistance Rp 2.970.
Adapun Equity Research Analyst Reliance Sekuritas, Ayu Dian, mencermati saham DOID dengan target harga Rp 455, ULTJ berkisar di harga Rp 1.950, dan PTBA di harga Rp 3.310.
Sedangkan, saham top picks Alrich untuk perdagangan Senin (22/4), antara lain MDKA, ANTM, INCO, ELSA, JSMR, dan SIDO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News