kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IHSG diproyeksi sulit kembali ke level 6.000 hingga akhir tahun


Minggu, 22 Maret 2020 / 15:02 WIB
IHSG diproyeksi sulit kembali ke level 6.000 hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Meski berhasil menguat 2,13% pada perdagangan Jumat (22/3), IHSG telah merosot 33,41% sejak awal tahun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya virus corona (Covid-19) turut menjegal laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meski berhasil menguat 2,13% pada perdagangan Jumat (22/3), IHSG telah merosot 33,41% sejak awal tahun.

Sebagai pengingat, pada perdagangan tutup tahun 2019, IHSG berada di level 6.299,54. Namun, sejak virus corona menyebar, IHSG cenderung terkoreksi. Puncaknya, pada perdagangan Jumat (22/3), IHSG sempat tersungkur ke bawah level 4.000 tepatnya di level 3.918,34.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, jika sentimen corona terus berlanjut, maka IHSG diproyeksi akan jatuh semakin dalam. Skenario terburuk, IHSG bisa merosot dan menyentuh level 3.000. “Mungkin, worst case-nya di level 3.000 pada akhir semester I-2020,” ujar Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (20/3).

Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) jadi saham yang paling banyak dijual asing sejak awal tahun

Ditambah, tekanan jual dan arus dana asing yang keluar dari pasar ekuitas juga masih jumbo. Melansir RTI Business, aksi jual bersih (net sell) yang terjadi di pasar regular mencapai Rp 12,88 triliun sejak awal tahun. Dus, tekanan jual yang dilakukan asing ini turut menjegal langkah IHSG.

Prediksi Analis Panin Sekuritas William Hartanto tidak jauh berbeda. Prediksi dia, level support IHSG berikutnya berada di level 3.200.

William pun pesimis terkait adanya potensi IHSG untuk kembali ke level 6.000-an seperti saat penutupan perdagangan akhir tahun lalu. Sebab, setelah mengalami crash, pasar membutuhkan waktu konsolidasi terlebih dahulu. Setelah itu, barulah IHSG mampu menguat kembali.

“Biasanya butuh waktu sekitar 40 minggu, sedangkan saat ini harga masih terus menurun,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Jumat (20/3).

Baca Juga: Menguat di akhir pekan ini, IHSG berpotensi tertekan di pekan depan

Adapun menurut terawangan Hendriko, potensi IHSG untuk kembali rebound ke level 6.000 sangat tergantung dari perkembangan dan kemajuan penanganan kasus Covid-19 di tanah air. “Sentimen yang akan mengangkat IHSG menurut saya adalah perkembangan penanganan virus corona ini,” sambung dia.

Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban positif Covid-19 mencapai 450 kasus yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia. Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia mencapai 38 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×