Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bakal tembus 6.400-6.600 sampai tutup tahun 2021. Hal itu terlihat dari minat perusahaan untuk melepas saham di bursa efek Indonesia masih tinggi. Bursa Efek Indonesia bahkan menargetkan ada 54 perusahaan yang IPO pada tahun ini.
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, tingginya minat perusahaan untuk menggalang dana di pasar modal tak lepas dari pemulihan ekonomi.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai kondisi pasar saham pada semester kedua tahun ini memang jauh lebih baik. Ia juga memprediksi IHSG bisa terus merangkak naik dan menguat hingga tutup tahun 2021.
Hal tersebut didorong oleh berkurangnya sentimen yang menekan IHSG, misalnya saja sentimen terkait pandemi Covid-19 dan rencana pelaksanaan tapering AS.
Baca Juga: Di tengah tekanan IHSG, saham-saham ini paling banyak ditadah asing
Menurut Alfred, sentimen pelaksanaan vaksinasi sempat memberikan katalis positif bagi pasar saham, namun kejadian gelombang lanjutan kembali mengoreksi pasar. Begitu juga perdebatan kapan dimulainya tapering menjadi sentiment negatif, mengingat dampak tapering 2014 terhadap pasar di tahun 2013.
Selain itu, aksi beli bersih investor asing dalam empat bulan terakhir juga berkontribusi mengurangi kekhawatiran pasar terhadap rencana tapering.
Berkurangnya tekanan ini, dinilai akan membuat pasar mulai mengantisipasi pemulihan ekonomi ke depan dengan aksi beli di pasar saham.
“Apalagi catatan laporan keuangan emiten sampai di semester pertama tahun ini sangat baik, begitu juga performa makro kita Rupiah, inflasi, neraca dagang, realisasi investasi dan perbaikan struktural ekonomi kita sebagai dampak kebijakan-kebijakan pemerintah,” papar Alfred ketika dihubungi Kontan, Rabu (8/9).
Meski demikian, melihat pergerakan IHSG sekarang ini, menurut Alfred belum optimal menunjukan optimismenya. Yang pasti, investor tidak pesimis atau tetap ada di pasar sehingga IHSG sekarang ini mampu bertengger di atas 6.000.
Baca Juga: IHSG terperosok 1,41%, ini saham-saham yang banyak diobral asing
Ke depan, pelaku pasar akan terus memantau penanganan Covid-19 dan juga apresiasi Rupiah yang dilihat sebagai optimis asing terhadap kondisi ekonomi dan emiten di Indonesia.
“Harga komoditas yang kuat juga semakin menguntungkan posisi ekonomi Indonesia dan kondisi global yang semakin mantap menujukan pemulihan ekonomi,” imbuhnya.
Dengan begitu, Alfred memprediksi IHSG pada semester dua ini berpotensi merangkak naik menuju level 6.400 - 6.600.
Selanjutnya: IHSG melorot 1,41% ke 6.026 pada perdagangan Rabu (8/9), net sell asing Rp 541,34 M
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News