Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Pemerintah pun telah menyetujui APBN 2023, dengan target PDB 2023 di 5,3% dan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dibatasi pada -2,84% PDB.
Panin Sekuritas menilai sektor perbankan dan energi menjadi pilihan. Meski dalam sebulan terakhir, sektor energi melemah akibat sentimen resesi, Panin Sekuritas melihat sektor energi masih akan positif ke depannya.
Proyeksi ini didorong oleh potensi pemangkasan output dari OPEC+ sebesar 2 juta bph, meningkatnya permintaan energi memasuki musim dingin, serta hujan di beberapa negara produksi batubara, seperti Indonesia dan Australia, yang akan menghambat produksi.
Baca Juga: Asing Banyak Menadah Saham-saham Ini di Tengah Koreksi IHSG pada Awal Pekan
Sementara itu, sektor perbankan juga turun -1,4% secara bulanan yang disebabkan oleh antisipasi meningkatnya beban provisi karena inflasi serta tekanan nilai tukar.
Namun, Panin Sekuritas melihat sektor perbankan masih akan positif, didorong oleh rilis pertumbuhan kredit yang masih positif, serta kenaikan suku Bunga Bank Indonesia yang akan diikuti oleh kenaikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Di sisi lain, terdapat sejumlah sektor yang diproyeksi masih akan tertekan. Pertama, sektor infrastruktur seiring realisasi kontrak baru yang masih lemah. Kedua, sektor industrial seiring potensi meningkatnya inflasi serta depresiasi nilai tukar, yang akan berdampak ke kontraksi manufaktur.
Baca Juga: Saham GOTO: Tekanan Jual Mereda, Asing Catatkan Net Buy
Ketiga, sektor teknologi seiring ketatnya likuiditas dan kenaikan suku bunga yang akan berdampak terhadap cost of capital.
Untuk periode Oktober 2022, Panin Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), serta PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News