kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG diprediksi melemah di kisaran 4.827-5.059 pada Jumat (5/6), cermati sentimennya


Jumat, 05 Juni 2020 / 08:42 WIB
IHSG diprediksi melemah di kisaran 4.827-5.059 pada Jumat (5/6), cermati sentimennya
ILUSTRASI. Layar informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Kamis (4/6), ditutup melemah 0,49% menjadi 4.916. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 980 miliar. 

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi secara teknikal IHSG memiliki peluang bergerak variatif cenderung melemah dan diperdagangkan pada level 4.827-5.059. 

Sentimen pertama muncul dari Bank Sentral Eropa (Europan Central Bank/ECB) yang memutuskan tidak mengubah tingkat suku bunga. Namun, ECB pada akhirnya mengumumkan bakal meningkatkan program pembelian darurat € 600 miliar atau US$ 672 triliun. Apabila ditambah dengan pembelian obligasi pemerintah senilai  € 750 miliar pada bulan Maret, totalnya menjadi € 1,35 triliun. 

Baca Juga: IHSG Hari Ini (5/6) Masih Terjegal Aksi Ambil Untung

Bank sentral juga mengatakan bahwa durasi pembelian obligasi emergency ini akan diperpanjang hingga akhir 2020 dan dilanjutkan pada Juni 2021 atau akan terus dilanjutkan hingga ECB percaya bahwa krisis telah berakhir.

Program Darurat yang diumumkan pada Maret 2020, telah membantu menjaga nilai pinjaman agar menjadi lebih rendah untuk negara negara di zona euro, yang 19 negaranya menggunakan mata uang euro sebagai mata uang bersama. Imbal hasil surat utang Italia langsung mengalami penurunan dari 1,56% menjadi 1,40% akibat adanya pembelian lebih lanjut terkait dengan surat utang.

Dari Amerika Serikat (AS), pemerintahan AS berharap Presiden Donald Trump dapat memberikan stimulus berikutnya senilai US$ 1 triliun.  Donald Trump menginginkan untuk memasukkan paket infrastruktur dan beberapa poin lainnya ke dalam paket stimulus tersebut, sehingga nilai putaran stimulus tersebut menjadi lebih dari US$ 1 triliun. 
Beberapa poin lainnya yaitu mulai dari tunjangan untuk pengangguran, pemotongan pajak untuk gaji, dan pengurangan pajak bagi perusahaan yang bergerak di bidang restaurant dan hiburan.

Pimpinan Mayoritas Senat Mitch Mc Connel mengatakan rancangan undang-undang stimulus tersebut baru dapat dilakukan pada 20 Juli 2020. Putaran stimulus ini diperlukan karena telah lebih dari 40 juta orang kehilangan pekerjaannya sejak pembatasan akibat adanya wabah virus corona ditambah dengan ekonomi yang mengalami penurunan hingga sekitar US$ 8 triliun selama 10 tahun ke depan. 

"Hal ini diperlukan untuk mendorong perekonomian serta menjaga ekspektasi dan harapan pasar yang mulai berkurang. Karena dari bursa Amerika dan Eropa, mereka mulai menyadari bahwa harapan dan ekspektasi telah bergerak melebihi takaran yang dibutuhkan untuk mendorong pasar," jelasnya Nico, Jumat (5/6). 

Tidak hanya di bursa AS dan Eropa saja, dari Indonesia pun pada akhirnya harapan dan ekspektasi itu jatuh tatkala pengumuman PSBB dilanjutkan meskipun dengan masa transisi, tampaknya pasar tidak dapat menerima keputusan tersebut. Sehingga seperti yang sudah kami perkirakan,  jelas Nico, pasar mengalami penurunan pada sesi kedua setelah PSBB diperpanjang. 

"Sebelumnya kami melihat bahwa fase PSBB yang kedua ini sebetulnya merupakan salah satu uji coba yang sangat baik, karena dapat memberikan tolok ukur yang lebih jelas terkait dengan bagaimana menjalankan ekonomi namun dengan jumlah korban virus corona yang lebih terkendali," jelasnya. 

Baca Juga: Simak rekomendasi saham INDY, UNVR, dan ANTM untuk Jumat (5/6)

Badan Keuangan Fiskal memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 mencapai 2,3% dalam kondisi berat dan minus 0,4% dalam kondisi sangat berat akibat adanya pandemi Covid-19. 

Sebelumnya World Bank memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh 0% pada 2020 hal ini tentunya berdasarkan penanganan pemerintah terhadap Covid-19yang dinilai belum efektif.

Selanjutnya BKF memprediksi tingkat kemiskinan akan naik 1,89 juta dalam kondisi berat dan naik 4,86 juta dalam kondisi sangat berat. Adapun tingkat pengangguran diprediksi naik 2,92 juta dalam kondisi berat dan naik 5,23 juta dalam kondisi sangat berat.

Berdasarkan historis pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal I-2020 yang mencapai 2,97%. "Kami menilai pada kuartal dua ini tekanan pada pertumbuhan ekonomi masih cukup besar, sehingga perbaikan ekonomi yang tercepat baru akan terlihat dampaknya pada kuartal tiga dan empat pada tahun ini," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×