Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada penutupan perdagangan, Senin (31/8). Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG tercatat melemah 108,17 poin atau 2,02% ke level 5.238,49.
Hampir seluruh sektor perdagangan memerah hari ini, kecuali sektor agrikultur yang justru menguat 0,16%. Sementara penurunan paling dalam dicatatkan oleh sektor aneka industri hingga 3,11%. Setelahnya disusul sektor keuangan hingga 2,91%. Ada juga sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang melemah hingga 2,15%.
Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi memperkirakan, IHSG akan melanjutkan koreksi pada perdagangan besok Selasa (1/9) walau tidak akan sedalam hari ini. IHSG diprediksi akan bergerak dengan level support di 5.152 hingga 5.188 dan level resistance di 5.296 hingga 5.341.
Baca Juga: Deflasi Agustus diproyeksikan menyokong rupiah
Lebih lanjut Aqil menjelaskan, pergerakan IHSG sebenarnya minim akan sentimen negatif. Penurunan IHSG yang akan terjadi besok adalah koreksi wajar atau profit taking. "Selain itu, saat ini pasar sedang mengantisipasi dari rilis PDB di kuartal III yang diperkirakan masih negatif di tengah IHSG yang sudah overbought," jelas Aqil kepada Kontan.co.id, Senin (31/8).
Adapun sentimen lain yang menarik untuk dicermati besok seperti rilis data PMI Manufacturing China dan AS. Sementara dari dalam negeri, akan rilis data inflasi dan PMI Manufacturing Indonesia.
Tidak jauh berbeda, Analis Phitraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga memprediksi IHSG akan bergerak bearish dengan level support di 5.200 dan level resistance di 5.300. Pelemahan diindikasikan dengan adanya peningkatan tekanan jual di awal pekan ini.
Baca Juga: IHSG merosot 2,02%, saham-saham big cap ini diobral asing, Senin (31/8)
"Secara teknikal, IHSG diperkirakan cenderung uji critical level 5.200 (MA20 line). Di sisi lain, MACD Histogram mulai memasuki area negatif yang mengindikasikan adanya minor bearish reversal," jelas Valdy dalam riset, Senin (31/8).
Dia menambahkan, pelaku pasar tengah menantikan data inflasi bulan Agustus 2020 yang akan rilis besok. Hal lain yang dinantikan pelaku pasar adalah data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2020.
Valdy menyarankan investor agar tidak terlalu agresif dalam melakukan akumulasi beli. Investor disarankan mempertimbangkan peluang buy on support pada BBRI, BMRI, ASII, TLKM, dan PTPP. Investor juga bisa mencermati peluang trading buy pada beberapa emiten barang konsumen seiring dengan data inflasi Agustus 2020. Beberapa yang bisa dicermati seperti INDF, ICBP, dan UNVR.
Baca Juga: IHSG anjlok 2,02% ke 5.238 pada Senin (31/8), tiga saham bank BUMN dijual asing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News