Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tergerus sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin (19/11). Aksi jual invstor asing dengan net sell mencapai Rp 90 miliar melanda bursa.
Analis Indosurya Asset Management Fridian Warda melihat pada perdagangan putaran kedua nanti, IHSG nampaknya tetap akan bergerak negatif. "IHSG akan bergerak di kisaran support 4.308 dan resistance 4.350," kata Fridian kepada KONTAN, Senin (19/11).
IHSG tidak mengekor gerak positif regional, yang terkena imbas atas respon positif perkembangan pembahasan jurang fiskal AS dan potensi pelonggaran kebijakan moneter Jepang jelang pemilu pekan depan.
Melihat kondisi ini, Fridian menyarankan investor untuk waspada terhadap kondisi pasar yang diperkirakan akan kembali volatil pekan ini.
"Meskipun secara teknikal daily chart IHSG belum memasuki fase short term bearish (dengan potensi menguat), namun investor perlu mewaspadai potensi koreksi yang disebabkan oleh reaksi fundamental," ucapnya. Jika target support hari ini ditembus, maka target support berikutnya di level 4.285.
Dengan kondisi yang cukup labil seperti ini, Fridian juga menyarankan investor sebaiknya tidak mengambil posisi jangka panjang terlebih dahulu.
Investor lebih baik wait and see terhadap perkembangan pasar. "Namun, jika IHSG terkoreksi cukup dalam, strategi buy on weakness dapat dilakukan, terutama pada saham-saham second liner yang cukup berpotensi seperti SSIA, BEST, BHIT, AISA dan EXCL," sarannya.
Analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda menambahkan bahwa permasalahan demo buruh terhadap permintaan kenaikan upah minimum menjadi faktor penghambat pergerakan bursa domestik kali ini.
"Saya merekomendasikan saham-saham lapis kedua seperti ADES, MNCN, IATA, KBLI, MAIN," singkat Thendra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News