Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah dua hari berturut-turut memecahkan rekor, pasar saham domestik akhirnya terkoreksi di awal pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melorot 2,3% menjadi 5.260,024. Meski menyusut, pemodal asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) di Bursa Efek Indonesia senilai Rp 776,63 miliar.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, mengatakan, IHSG melemah terutama akibat sentimen regional. Pasar berspekulasi bakal terjadi resesi di kawasan Eropa. Di Yunani, partai oposisi memenangi pemilu setempat. Fakta ini berpotensi mengubah kebijakan politik di Yunani dan kemungkinan besar Negeri Para Dewa itu keluar dari Zona Eropa.
Di sisi lain, terjadi aksi jual yang cukup besar di pasar oleh fund manager, setelah euforia stimulus Bank Sentral Eropa (ECB) berakhir. "Tekanan ditambah dengan pelemahan rupiah," ujar dia.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menyampaikan hal senada. Menurut dia, kemenangan Partai Oposisi di Yunani memunculkan ketidakpastian di kawasan Eropa. Selain itu, IHSG terkoreksi lantaran pertumbuhannya sudah cukup tajam di akhir pekan lalu.
Dari pasar domestik, Hans menyebutkan, tekanan terhadap IHSG juga datang dari perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Belakangan, seluruh pimpinan KPK dilaporkan ke polisi.
Has memproyeksikan, indeks saham lokal hari ini (27/1) bergerak konsolidasi di support 5.200-5.164 dan resistance 5.309- 5.325. Adapun Edwin menduga, IHSG masih berpotensi menurun dan bergerak di kisaran 5.230 hingga 5.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News