kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG dan sektor lain masih minus, indeks sektor pertambangan sudah hijau


Kamis, 19 November 2020 / 19:49 WIB
IHSG dan sektor lain masih minus, indeks sektor pertambangan sudah hijau
ILUSTRASI. Sejak awal tahun indeks sektor tambang sudah menguat 2,13% di tengah penurunan IHSG sebesar 11,20%.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks sektor pertambangan (Jakmine) berhasil menguat 1,38% ke level 1.581,62 pada penutupan perdagangan Kamis (19/11). Sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), indeks yang berisi emiten tambang batubara hingga mineral tersebut menguat 2,13%. Sedangkan IHSG masih turun 11,20% pada periode yang sama.

Alhasil, indeks pertambangan menjadi jawara dengan menyabet titel satu-satunya indeks yang telah memberikan return positif sejak awal tahun. Di sisi lain, banyak indeks sektoral lain yang masih melemah. Indeks barang konsumsi (consumer goods) yang sempat menjadi jawara sektoral pun harus bergeser posisinya di peringkat kedua dengan pelemahan sebesar 8,58%. Pelemahan terdalam dialami oleh indeks sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang masih anjlok hingga 29,42%.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, indeks sektor pertambangan dapat dibagi menjadi dua, yakni pertambangan batubara dan pertambangan logam (metal). Kenaikan saham pertambangan terutama ditopang oleh penguatan saham tambang logam seperti yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS) serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Selain itu, kenaikan indeks pertambangan juga didorong oleh kenaikan dari emiten batubara, yaitu PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Baca Juga: BI memangkas suku bunga acuan, IHSG menguat ke 5.594,06

Mengutip Bloomberg, saham MDKA masih memuncaki klasemen saham dengan performa terbaik di indeks Jakmine yakni dengan pertumbuhan 77,10%. Disusul dengan saham HRUM dengan penguatan 76,52%, ANTM dengan penguatan 47,02%, dan saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) dengan penguatan 38,73%.

Adapun, kabar pengembangan mobil listrik masih menjadi sentimen utama sektor tambang logam. Dengan penandatanganan proyek mobil listrik Pemerintah dengan LG Chem akhir pekan nanti, serta penandatanganan kerjasama dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), maka diharapkan kemajuan proyek baterai mobil listrik ini dapat berlanjut ke tahap selanjutnya.

“Komoditas nikel sangat diharapkan bagi industri domestik sebagai alternatif dari industri batubara yang selama ini berkontribusi cukup besar ke sektor pertambangan,” ujar Dessy kepada Kontan.co.id, Kamis (19/11).

Baca Juga: IHSG menguat lima hari berturut-turut hingga Kamis (19/11), akumulasi sepekan 2,48%

Selain nikel, kenaikan harga batubara di kuartal keempat ini juga menjadi perhatian. Hanya saja, Samuel Sekuritas Indonesia melihat bahwa kenaikan harga emas hitam ini belum sampai ke tahap yang signifikan. Pemulihan pun berpotensi terjadi pada tahun depan dengan asumsi adanya pemulihan ekonomi China dan India sebagai salah satu konsumen terbesar batubara global.

Saat ini, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Januari 2021 berada di level US$ 63,30 per ton. Dessy mengasumsikan, harga batubara akan stabil di level US$ 60 per ton untuk tahun ini sementara untuk tahun depan diperkirakan berada di level US$ 65 per ton.

Sementara untuk harga nikel, Samuel Sekruitas Indonesia merevisi naik proyeksi harga nikel global hingga akhir tahun, dari sebelumnya US$ 13.000 per ton menjadi US$ 15.200 per ton untuk 2020. Sementara untuk tahun 2021, harga nikel diproyeksikan mencapai US$ 16.100 per ton.

Dessy merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga Rp 5.050 dan beli saham ANTM dengan target harga Rp 1.460. Hari ini, harga saham INCO naik 0,43% ke Rp 4.690 per saham dan ANTM turun 0,40% ke Rp 1.235 per saham.

Baca Juga: Harga nikel terus melaju, ini kata Vale Indonesia (INCO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×