kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG dan rupiah melemah, efek maraknya aksi mahasiswa?


Selasa, 24 September 2019 / 18:05 WIB
IHSG dan rupiah melemah, efek maraknya aksi mahasiswa?
ILUSTRASI. Bertepatan dengan aksi demo mahasiswa, Selasa (24/9), IHSG turun 1,11% pada Selasa ini ke level 6.137,61.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan aksi demo yang dilakukan mahasiswa sejak kemarin (23/9) hingga hari ini, Selasa (24/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,11% pada Selasa ini ke level 6.137,61. Tak hanya IHSG, rupiah juga melemah 0,2% ke level Rp 14.114 per dolar AS.

Analis Jasa Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, pelemahan IHSG dan rupiah tersebut berkaitan dengan aksi mahasiswa yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. "Karena jika kestabilan keamanan terganggu, investor akan berpikir untuk keluar," jelas Chris kepada Kontan.co.id, Selasa (24/9).

Asal tahu saja, IHSG tidak beranjak dari zona merah sejak Kamis pekan lalu (19/9). Pada saat itu, IHSG berada di level 6.244,47 atau telah melemah 0,51% dibanding hari sebelumnya. Adapun per hari ini, terjadi aksi jual asing di pasar reguler sebanyak Rp 993,75 miliar. Sementara di keseluruhan pasar sebanyak Rp 773,16 miliar.

Baca Juga: Investor mencemaskan ekonomi Indonesia, performa IHSG terburuk di kawasan Asia

Chris melihat pelemahan IHSG dan rupiah masih akan terus terjadi hingga kondisi dalam negeri kondusif.

Hal serupa juga disampaikan Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee. Menurutnya IHSG masih akan mengalami tekanan mengingat masih adanya tekanan global maupun dari dalam negeri.

"Kita akan tunggu beberapa hari ini sampai masalah RUU selesai, dan dari global seperti perang dagang serta Brexit. IHSG akan rebound setelah masalah RUU selesai dan tentu menunggu masalah Brexit," jelas Hans.

Saat ini yang menjadi perhatian para investor adalah soal RUU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP). Pasalnya substansi RUU KUHP terlalu jauh mengatur ranah pribadi masyarakat.

"UU nya agak sedikit kurang baik karena substansi mengganggu kepentingan publik. Tetapi kalau demonya tidak terlalu mengkhawatirkan," jelas Hans Kwee.

Baca Juga: Net sell hampir Rp 1 triliun, asing kabur karena banyak demonstrasi

Adapun pasal kontroversial antara lain pelanggar hukum adat bisa dipidanakan, hubungan seks di luar nikah atau kumpul kebo dapat dipidana, perempuan menginap dengan lawan jenis untuk hemat biaya terancam pidana dan pengguguran kandungan termasuk bagi korban perkosaan juga bisa dipidana penjara.

Selain itu juga ada soal pengekangan kebebasan pers dan berpendapat yang salah satunya bagi wartawan atau warganet yang dianggap menghina presiden dan wakil presiden terancam hukuman pidana. Soal korupsi, pada pasal 604 koruptor mendapatkan hukuman yang lebih ringan dengan terancam pidana minimal dua tahun penjara dan denda paling banyak kategori 4.

Baca Juga: IHSG tergelincir, analis sebut akibat demonstrasi di sejumlah kota

"Ada kepentingan publik di situ, dikhawatirkan resistensinya cukup besar," imbuh Hans.

Tekanan dari dalam negeri tersebut masih satu dari beberapa tekanan lain yang mayoritas berasal dari global. Hans menjelaskan, pasar saat ini juga tengah waspada lantaran delegasi Tiongkok pulang lebih cepat dari yang dijadwalkan pada kunjungan ke Amerika Serikat (AS).

Diprediksi Tiongkok akan membeli produk pertanian AS dalam jumlah yang tidak banyak. Ini tidak sesuai dengan prediksi awal pasar.

Selain itu, tanda-tanda resesi juga terlihat dari turunnya indeks manufaktur Jerman dan Uni Eropa. Indeks manufaktur Jerman pada September 2019 turun ke level 49,1 dari bulannya sebelumnya yang tercatat 51,7.

Baca Juga: Asing catat penjualan bersih Rp 773,16 miliar, IHSG turun 1,11% ke posisi 6.137

IHS Markit menyebutkan indeks tersebut merupakan yang terlemah sejak Oktober 2012. Sedangkan indeks manufaktur Uni Eropa juga tercatat 50,4, turun dari bulan Agustus 2019 yang tercatat 51,9.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×