Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (7/10) ditutup anjlok 1% ke level 6.000,58. IHSG sempat menyentuh level terendah di 5.988,87 dan tertinggi di 6.084,16.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, sentimen penurunan dari dalam negeri berasal dari data cadangan devisa Indonesia bulan September 2019 yang menurun US$ 2,1 miliar menjadi US$ 124,3 miliar. Sebelumnya, pada bulan Agustus 2019, cadangan devisa Indonesia masih sebesar US$ 126,4 miliar.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menambahkan, data cadangan devisa bulan September 2019 turun ke level terendah sejak bulan Juni 2019 akibat naiknya kebutuhan dalam pembayaran utang pemerintah dan penurunan nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Saham Grup Astra rontok, simak rekomendasi analis
Meskipun begitu, menurut Hendriko, sentimen dari luar negeri lebih mendominasi pelemahan IHSG saat ini. Sebut saja kelanjutan negosiasi perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, perang dagang AS-Eropa, dan prediksi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
China diprediksi semakin enggan untuk menyetujui kesepakatan perdagangan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang selanjutnya dapat memperpanjang tensi perdagangan yang mengganggu pertumbuhan ekonomi global.
Ke depannya, menurut dia, secara teknikal IHSG masih menunjukkan pergerakan whipsaw alias bisa turun sebentar kemudian naik kembali. "Kalau secara teknikal, closing di 6.000 ini menunjukkan indeks kita masih dijaga di atas level psikologis," kata Hendriko, Senin (7/10).
Baca Juga: Perang Dagang Memukul Mundur IHSG Hari Ini Ke Zona Merah
Hendriko melihat IHSG berpotensi untuk menguat ke level di atas 6.000. Akan tetapi, jika sentimen negatifnya semakin kuat, maka IHSG dapat turun lagi ke 5.970 atau bahkan 5.800. Oleh karena itu, dia menyarankan investor untuk wait and see sambil memantau perkembangan kondisi global maupun dalam negeri.
Untuk perdagangan saham, dia merekomendasikan investor untuk melihat saham-saham yang tidak terlalu berkorelasi tinggi dengan IHSG, yakni saham-saham yang berada pada second liner dan third liner. "Kalau untuk first liner kami hanya menyarankan BBCA," ucap dia.
Baca Juga: IHSG turun 1% ke 6.000 pada akhir perdagangan Senin (7/10)
Memang, pada hari ini, investor asing tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp 144,84 miliar dengan saham BBCA yang mengalami aksi beli investor asing sebesar Rp 172,3 miliar. Sementara itu, Lanjar melihat, secara teknikal, saham-saham yang cukup menarik untuk diperdagangkan adalah BMRI, BNGA, TOWR, ADRO, MEDC, UNTR.
Meskipun begitu, secara teknikal, ia masih melihat kemungkinan IHSG bisa mencapai level 6.500 hingga akhir tahun bila IHSG bisa terjaga di 6.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News