Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan April, sejumlah analis optimistis pasar saham bisa lebih kondusif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menembus level 7.000 pada kuartal II-2023, meski volatilitas masih membayangi.
Hingga akhir bulan lalu, Jumat (31/3), IHSG tertahan di posisi 6.805,27. Bergerak dengan volatilitas yang kencang, IHSG masih bergerak di zona merah, merosot 0,66% jika dihitung sejak awal tahun 2023.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menyoroti optimisme pasar yang sempat membubung menjelang tahun 2023. Terdorong oleh sejumlah katalis, mulai dari re-opening ekonomi China hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang mulai mereda untuk mengerem laju kenaikan suku bunga The Fed.
Di dalam negeri, pencabutan PPKM membuat aktivitas ekonomi dan masyarakat kembali normal. Beragam katalis itu mengangkat ekspektasi pasar terhadap IHSG untuk kembali ke level psikologis 7.000 pada kuartal pertama.
Sayangnya, realita tak selalu sesuai dengan ekspektasi. Sentimen eksternal bergerak lebih liar dari perkiraan. Harapan pasar The Fed sudah bisa menjaga tingkat suku bunga sirna sejalan dengan inflasi AS yang masih jauh dari target bank sentral.
Baca Juga: Melemah Pada Akhir Pekan, Simak Proyeksi Pergerakan IHSG untuk Senin (3/4)
Kemudian, di luar perkiraan ada rentetan kasus kolaps perbankan di AS dan Eropa. "Hal ini sempat membuat pasar panik dan menekan IHSG bahkan hingga ke 6.550, sehingga semakin jauh dari level psikologis 7.000," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (2/4).
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih juga melihat pemberat IHSG datang dari sentimen eksternal. Sedangkan di dalam negeri situasinya masih relatif terjaga. Jadi, ketika sentimen global sudah lebih kondusif, pasar saham Indonesia pun akan kembali melaju.
"Market kita turun karena ada kekhawatiran investor, menghindari terlebih dulu aset yang berisiko. Isu negatif dari eksternal, sehingga kalau di sana sudah rebound, kita akan menyusul," terang Ratih.
IHSG Bisa Balik ke 7.000?
Ratih optimistis pada kuartal kedua ini, IHSG bisa melaju ke level 7.000. Dorongan datang dari terjaganya stabilitas ekonomi di dalam negeri. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa, hingga nilai tukar rupiah.
Dari eksternal, The Fed juga sudah memberikan sinyal yang dovish terhadap kebijakannya ke depan. Cheril sepakat, apalagi kekhawatiran kolaps bank AS dan Eropa sudah memudar.
Katalis positif pada kuartal kedua juga datang dari musim dividen jumbo serta arus mudik pasca pandemi. Keduanya bisa menjadi sentimen positif bagi bursa dan booster terhadap perekonomian.
"Sehingga optimistis IHSG bisa mencapai level 7.000 di Q2-2023 ini, dan semoga tidak ada kejutan sentimen negatif di pasar," kata Cheril.
CEO Pinnacle Investment Indonesia, Guntur Putra, turut memandang secara optimistis. Kondisi ekonomi Indonesia masih terbilang tangguh, ditambah dengan valuasi IHSG yang cukup atraktif.
Hal itu bisa membuka peluang bagi IHSG kembali ke level 7.000 pada kuartal kedua. Dengan catatan, tetap mesti cermat terhadap kondisi pasar yang bergerak dinamis dalam waktu relatif cepat.
Sedangkan CEO Edvisor.id Praska Putrantyo memproyeksikan pergerakan IHSG pada kuartal kedua tak jauh berbeda dari kuartal pertama. Masih dibayangi tren sideways dan rawan fluktuasi.
Dia memperkirakan pasar akan terlebih dulu mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi dan rilis kinerja emiten periode kuartal pertama. Dalam skenario penguatan, Praska memprediksi titik tertinggi IHSG pada kuartal II-2023 bisa mencapai level 7.100.
Menurut Praska, normalisasi jam perdagangan bursa yang mulai berlaku di awal perdagangan kuartal kedua, Senin (3/4), akan menjadi katalis positif bagi IHSG. "Investor memiliki kesempatan lebih panjang untuk mencermati pergerakan pasar," kata Praska.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto, menimpali bahwa durasi jam bursa yang lebih panjang tidak otomatis berdampak signifikan bagi IHSG. Sebab, transaksi dan pergerakan saham pada akhirnya akan lebih ditentukan oleh sentimen yang mengiringi pasar saat itu.
Secara teknikal, peluang IHSG untuk naik ke level 7.000 terbuka, apalagi sejak 21 Maret pasar kembali bullish. Saat ini tersisa dua resistance yakni di 6.856 dan 6.950, dengan support IHSG di area 6.668.
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas, Agus Pramono, menaksir hampir semua sektor bisa mengalami rebound, terdorong oleh membaiknya sentimen pasar. Hal ini membuka peluang IHSG untuk kembali ke level 7.000.
Agus pun masih optimistis dengan target IHSG di akhir 2023 bisa mencapai 7.300 - 7.700. Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens juga masih bergeming, target akhir tahun ini tetap berada di level 7.428
Hanya saja, Nico justru melihat laju IHSG pada kuartal kedua masih cukup berat. IHSG berpotensi melanjutkan sideways dengan kecenderungan melemah, sehingga masih berpeluang tertahan di bawah level 7.000.
Baca Juga: Diantara anggota Indeks Kompas100, Saham-Saham Ini Jadi Jagoan Analis
"Karena masih ada ruang kenaikan suku bunga dan liquidity lagi tighten. Dengan kejadian bank kemarin, di AS, mereka menarik dana tabungan," ungkap Nico.
Rekomendasi Saham
Menurut Nico, pelaku pasar masih bisa fokus pada sektor saham yang menarik saat ramadan, sekaligus bisa menjadi pilihan investasi sampai akhir tahun. Yaitu sektor perbankan, telekomunikasi dan consumer.
Agus turut menjagokan saham sektor perbankan dan consumer yang akan menjadi penggerak pasar. Selain itu, saham emiten logam juga menarik dicermati. Agus merekomendasikan saham BBRI, BMRI, ICBP, JPFA, dan MDKA.
Sebagai pilihan investasi di kuartal kedua 2023 ini, Praska menyematkan rekomendasi buy atau hold terhadap saham INDF, RALS, ERAA, MPMX, TLKM, ISAT, TOWR, ANTM, MDKA, dan ASII.
Sedangkan William menjagokan saham sektor otomotif, yakni ASII dengan target harga Rp 6.300, AUTO dengan target harga Rp 1.800, MPMX target harga di Rp 1.300, IMAS dengan target harga di kisaran Rp 1.200 - Rp 1.280 dan IMJS dengan target Rp 310 - Rp 320.
Sementara itu, Cheril melirik saham batubara yang akan membagikan dividen jumbo. Yakni ITMG dengan target harga Rp 44.500 dan PTBA dengan target Rp 4.450. Rekomendasi berikutnya adalah saham consumer ritel, yakni ACES dengan target Rp 510 dan MAPI dengan target harga Rp 1.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News