Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Laba bersih BBCA pada paruh pertama tahun ini turun 4,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 12,24 triliun. Namun, laba bersih INDF berhasil naik 11,7% secara yoy menjadi sebesar Rp 2,8 triliun.
Sementara itu, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, momen pelemahan IHSG saat ini kemungkinan masih akan berlanjut untuk beberapa hari ke depan. Tapi dia memperkirakan penurunan tidak akan terlalu lama seperti koreksi yang terjadi pada bulan Maret lalu.
Koreksi yang terjadi saat ini juga karena terjadinya aksi jual panik (panic selling) pasar akibat pemberitaan pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.
Sehingga, investor pun diimbau untuk tidak menyia-nyiakan momentum ini untuk menyerok saham-saham berkapitalisasi pasar tinggi, selagi IHSG sedang terkoreksi.
Baca Juga: IHSG diprediksi melemah lagi pada Jumat (11/9), ini saham-saham yang dapat dicermati
Hendriko pun merekomendasikan investor untuk berburu saham-saham big caps bervaluasi murah, yang utamanya harganya terkoreksi dalam seperti saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Astra International Tbk (ASII). “Saham-saham tersebut bisa dibeli dengan memanfaatkan pelemahan saat ini,” ujar Hendriko, Kamis (10/9).
Aqil memperkirakan masih ada sejumlah sentimen yang mampu mengangkat IHSG, seperti kemajuan perkembangan kasus Covid-19, perkembangan vaksin, serta stimulus yang digelontorkan pemerintah. Untuk perdagangan besok, Aqil memperkirakan IHSG melanjutkan pelemahan dengan menguji level support di 4.818. Jika level tersebut belum tertembus, maka potensi penguatan IHSG cenderung terbatas di level resistance 4.965.
Baca Juga: PSBB turut membatasi potensi penguatan rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News