Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Laju penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhenti. Setelah mencetak rekor tertinggi di awal pekan, Selasa (3/5) IHSG melemah 0,92% menjadi 3.813,87. Seluruh sektor memerah, dipimpin sektor keuangan.
Nico Omer Jonckheere, VP Research and Analysis Valbury Asia Futures, menilai, pelemahan wajar setelah IHSG mencapai level sangat tinggi. "Investor asing masih net buy Rp 164,77 miliar, jadi ini hanya profit taking dan bukan panic selling," ujarnya
Pelemahan juga seiring dengan pergerakan bursa regional. Nico menyarankan investor buy on weakness saham- saham blue chip.
Analis Brent Asset Management Dani Hotron melihat Relative Strength Index (RSI) masih di bawah garis overbought. Selain itu Moving Average Convergence Divergence (MACD) dalam tren menguat. "Indeks masih dalam uptrend channel sehingga akan terus menguat," kata dia. Dani memprediksi IHSG hari ini berada di rentang 3.794-3.840.
Pelemahan indeks bursa saham berimbas ke nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kemarin rupiah terkoreksi tipis 0,04% menjadi Rp 8.546 per dollar AS.
Kepala Riset Treasury BNI Nurul Eti Nurbaeti mengatakan, meski ada sentimen positif dari lelang Surat Utang Negara (SUN), namun aksi jual dollar AS tertahan secara global. The Greenback pun menguat kembali.
Nurul memprediksi rebound pasangan USD/IDR berlanjut hari ini, dengan kemungkinan melemah. Nilai tukar dollar AS diprediksi berada di kisaran Rp 8.530- Rp 8.565.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News