kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IDX SMC Liquid jadi indeks yang minim koreksi, ini sebabnya


Selasa, 08 Desember 2020 / 19:32 WIB
IDX SMC Liquid jadi indeks yang minim koreksi, ini sebabnya
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23% ke level 5.944,40 pada perdagangan Selasa (8/12). Secara year-to-date (ytd), IHSG masih terkoreksi 5,64%.

Namun, terdapat indeks konstituen lain yang sudah memberikan return positif. Salah satunya adalah Indeks IDX SMC Liquid. Mengutip data Bursa Efek Indonesia, per Selasa (8/12), indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham dengan likuiditas tinggi yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah ini telah tumbuh 0,07%. Bahkan, indeks ini menjadi indeks konstituen pertama yang terbebas dari rapor merah.

Bandingkan dengan beberapa indeks bikinan BEI lainnya yang masih memberi imbal hasil negatif sejak awal tahun. Sebut saja Indeks LQ45 yang masih melemah 8%, Indeks IDX30 yang masih  terkoreksi 8,73%, dan Indeks IDX80 yang masih  turun 6,22%.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, minimnya koreksi yang terjadi di indeks ini disebabkan konstituen dari IDX SCM Liquid merupakan saham-saham yang juga termasuk dari Indeks LQ45 dan secara mayoritas memiliki fundamental yang juga bagus.

Baca Juga: Maybank Kim Eng Sekuritas prediksi IHSG bisa tembus 6.800 di 2021

“Pelaku pasar, khususnya para ritel akan sangat senang sekali kepada saham-saham yang kapitalisasi pasarnya kecil dengan tingkat likuiditasnya tinggi. Karena potensi kenaikan saham-saham ini sangat tinggi,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (8/12).

Sukarno menilai, pelaku pasar bisa menjadikan indeks tersebut untuk alternatif investasi atau untuk trading.

Sejumlah penghuni saham ini pun juga sudah memberi imbal hasil yang signifikan sejak awal tahun, yang kebanyakan merupakan saham-saham emiten pertambangan logam. Sebut saja PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang sejak awal tahun menguat hingga 89,72%. Ada pula saham emiten nikel yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menguat masing-masing 38,05% dan 54,76% sejak awal tahun.

Indeks ini juga berisikan sejumlah saham tambang batubara yang sejak awal tahun sudah memberikan return positif. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, telah menguat 6,02% dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang menguat 29,19%  sejak awal tahun.

Sukarno mengatakan, kenaikan saham-saham berbasis komoditas ini terdorong oleh sejumlah sentimen, seperti rencana pembelian batubara Indonesia oleh China sebesar 200 juta ton tahun depan. Selain itu, pembentukan holding baterai listik dan penguatan harga nikel juga turut mengangkat harga saham-saham tambang nikel.

Sukarno mengatakan, untuk saham-saham yang pergerakan harganya cenderung konsolidasi setelah menguat signifikan boleh ditunggu momentum koreksinya. Atau, jika harga kembali terjadi breakout area sideways-nya, investor boleh kembali melakukan pembelian.

Selanjutnya: IHSG hampir sentuh level 6.000 pada Selasa (8/12), asing catat net sell 736,16 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×