kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

ICDX Prediksi Emas Masih Jadi Komoditas Favorit di Tahun 2024, Ini Alasannya


Jumat, 01 Maret 2024 / 16:54 WIB
ICDX Prediksi Emas Masih Jadi Komoditas Favorit di Tahun 2024, Ini Alasannya
ILUSTRASI. ICDX mempoyeksi emas masih menjadi komoditas favorit atau yang paling banyak ditransaksikan di tahun 2024.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) mempoyeksi emas masih menjadi komoditas favorit atau yang paling banyak ditransaksikan di tahun 2024. 

Head of Learning Center ICDX, Anang Eko Wicaksono mengatakan, porsi transaksi emas di pasar multilateral per Januari-Februari 2024 sebanyak 28,9% dan di Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebesar 21,5%. 

Anang menilai, emas masih menjadi favorit karena pelaku pasar lebih mudah untuk memahami perdagangan dan pergerakan harga emas. Dia menyebutkan, rata-rata dari sisi transaksi emas totalnya mencapai sekitar 80% setiap tahunnya.  

Baca Juga: ICDX Ajak Perusahaan Pialang Legal Masuk Bursa Berjangka Komoditi, Ini Caranya

“Proyeksi komoditi yang masih menjadi idola di tahun ini adalah emas. Mau di pasar fisik atau derivatif, itu rata-rata dari sisi transaksi totalnya sekitar 80% masih di emas. Karena publik di kita lebih cocok di emas, dan lebih banyak juga dipasarkan,” ujar Anang saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (1/3). 

Selain itu, dia mengatakan, sentimen lainnya yang membuat emas masih menjadi favorit di tahun ini yaitu, dari sisi pelaku konsumen di Indonesia yang sudah sangat mempercayai untuk melakukan transaksi di emas, sehingga itu yang membuat komoditas tersebut sangat diminati. 

“Karena orang akan mengambil sesuatu kalau mereka familiar dengan barangnya, jadi mereka lebih merasa trust di emas. Itu salah satu faktor yang membuat emas itu cukup diminati,” kata dia. 

Untuk itu, pada tahun 2024, ICDX memprediksi emas tetap akan menjadi komoditas andalan dan favorit para trader. 

Research and Development ICDX Girta Yoga mengatakan, kinerja dolar AS mempengaruhi pergerakan harganya. Jika dolar AS melemah, maka harga emas akan naik, begitu juga sebaliknya. 

Saat ini, kebijakan suku bunga The Fed berada pada kisaran 5,25%-5,5%. Dalam dot plot pada summary economic projections FOMC pada pertemuan September untuk tahun 2024, mayoritas anggota Federal Open Market Committee (FOMC) melihat suku bunga The Fed akan berada di bawah 5,5% sehingga berpotensi memicu pelemahan dolar AS yang pada akhirnya menaikkan harga emas.

Sementara itu, ICDX juga mencatatkan total transaksi industri perdagangan berjangka komoditi (PBK) sebanyak 5.768.054 lot sejak awal tahun sampai dengan November 2023. Jumlah ini tumbuh 12,81% dibandingkan dengan total transaksi setahun penuh 2022 yang sebanyak 5.113.123 lot. 

Komposisi transaksi di tahun 2023 hingga November terdiri dari 1.517.263 lot transaksi multilateral dan 4.250.791 lot transaksi di SPA. 

Baca Juga: ICDX Targetkan Perdagangan Berjangka Komoditi Bisa Tumbuh di Atas 20% pada 2024

Adapun transaksi multilateral tahun 2023 meningkat 56,33% dibandingkan tahun 2022 yang jumlah transaksinya sebanyak 970.550 lot. Notional value untuk transaksi multilateral selama bulan Januari-November 2023 berkisar pada Rp 7 triliun-Rp 26 triliun dimana notional value terendah Rp 7 triliun terjadi pada bulan Februari dan tertinggi Rp 26 triliun pada bulan Mei. 

Sedangkan untuk transaksi di SPA terjadi kenaikan transaksi dari tahun 2022 ke tahun 2023 sampai akhir November sebesar 2,61%, dari 4.142.573 lot menjadi 4.250.790. Notional value untuk transaksi SPA selama periode tersebut berkisar pada Rp 641 triliun sampai Rp 915 triliun, di mana notional value terendah Rp 641 triliun terjadi pada bulan April dan tertinggi Rp 915 triliun terjadi pada bulan Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×