kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

HMSP menyalakan bara lini Sigaret Kretek Mesin


Rabu, 14 Juni 2017 / 19:31 WIB
HMSP menyalakan bara lini Sigaret Kretek Mesin


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Sekitar 75,8% perokok Indonesia lebih menyukai sigaret kretek mesin (SKM), dan pangsa pasarnya akan selalu tumbuh setiap tahunnya.

Untuk itu PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus menggenjot pasar SKM, apalagi kepemimpinan pasar HMSP di segmen ini secara perlahan tergerus.

Pada tahun 2015 pangsa pasar HMSP di segmen SKM sebesar 29,7%, lalu turun menjadi 28,9% pada 2016.

Pada kuartal I-2017 lagi-lagi pangsa pasar HMSP di segmen ini tergerus menjadi 28,6%. Untuk itu manajemen menargetkan di tahun ini pangsa pasarnya bakal naik 3%.

Analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja memaparkan, segmen SKM memberikan kontribusi terbesar terhadap total penjualan HMSP. Pada 2015 segmen SKM menyumbang 62,4% terhadap total penjualan, kemudian pada 2016 bertambah kontribusinya menjadi 64%. "Diperkirakan tahun 2017, HMSP mampu mempertahankan porsi SKM sebesar 65%," ujar Joni dalam riset 5 Juni 2017.

Untuk menggenjot pangsa pasar segmen SKM, HMSP bakal mengandalkan produk SKM kadar tar tinggi melalui U Bold dan Marlboro Filter Black.

Tercatat untuk produk U Bold pangsa pasar rokok ini secara nasional 0,9% sejak diluncurkan 2015, sedangkan Marlboro Filter Black pangsa pasarnya saat ini sudah 1% sejak diluncurkan 2016.

Dan ternyata upaya HMSP ini membuahkan hasil. Pangsa pasar segmen SKM kadar tar tinggi terus naik dari sebelumnya 6,9% pada 2015, naik menjadi 9,8% pada 2016, dan pada kuartal I-2017 kembali naik menjadi 10,7%. "Strategi ini memang tepat seiring perubahan konsumsi rokok SKT ke SKM," katanya.

Penurunan penjualan

Analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi mengatakan sejak dua tahun lalu terjadi penurunan penjualan rokok secara nasional yang didorong oleh konsistensi kenaikan cukai dan kontinuitas kampanye anti rokok untuk menekan angka perokok nasional.

Tercatat pada kuartal I-2017 penjualan rokok secara nasional melemah 5,6% menjadi 71 miliar batang dari sebelumnya 75,2 miliar batang. Sedangkan untuk HMSP sendiri volume penjualan melemah 6,9% menjadi 23,4 miliar batang dari 25,1 miliar batang. "Tahun ini tekanan masih berlanjut, namun masih tertutupi oleh average selling price (ASP)," ujar Akhmad.

Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan memprediksi, pertumbuhan volume penjualan HMSP ke depan tidak akan terlalu besar lagi, tidak akan menembus dua digit.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pertama, volume penjualan HMSP memang sudah sangat besar. "Kedua, karena ketatnya persaingan di industri rokok," kata Alfred kepada KONTAN, Rabu (14/6).

Ketiga, yaitu tekanan yang datang kepada emiten rokok cukup besar terutama tekanan dari regulasi. Tekanan ada beberapa regulasi yang memberatkan industri rokok untuk tumbuh tinggi seperti kenaikan cukai rokok, kenaikan PPN rokok, serta pembatasan marketing.

Meskipun demikian, lanjut Akhmad, saat ini HMSP masih mendominasi persaingan industri di semua segmen. Sampai kuartal satu segmen SKM tercatat 29,7%, kemudian untuk segmen sigaret kretek tangan (SKT) 37,7% dan untuk segmen sigaret putih mesin menguasai 76,5% pangsa pasar.

Dengan penurunan tersebut, kata Akhmad, pangsa pasar HMSP turun menjadi 33% dari sebelumnya 33,5%. Namun ini tidak mempengaruhi kinerja keuangan HMSP yang masih mencatatkan pertumbuhan. Pada kuartal I-2017 pendapatan tumbuh 3% year on year (yoy) menjadi Rp 22,57 triliun dan laba bersih tumbuh 5,5% yoy menjadi Rp 3,29 triliun.

Sampai akhir tahun ini dia memprediksi pendapatan bakal tumbuh 7,9% yoy menjadi 103,02 triliun dan laba bersih tumbuh 1,3% yoy menjadi Rp 12,93 triliun.

Untuk itu Alfred merekomendasikan hold dengan target harga Rp 4.750. Semantara Joni dan Akhmad merekomendasikan buy. Joni menargetkan harga Rp 4.620, sedangkan Akhmad menargetkan harga Rp 4.390.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×