kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Hingga September, Total Bangun (TOTL) sudah lampaui target minimal kontrak baru


Senin, 09 November 2020 / 14:44 WIB
Hingga September, Total Bangun (TOTL) sudah lampaui target minimal kontrak baru
ILUSTRASI. Proyek?perusahaan konstruksi atau kontraktor PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) di Jakarta/ KONTAN/Daniel Prabowo/24/08/2016


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) telah mencapai target minimal kontrak baru tahun ini dengan menggenggam total nilai proyek Rp 597 miliar. TOTL menargetkan tahun ini bisa mengantongi kontrak baru sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 3 triliun. 

Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo menyebutkan proyek baru yang sedang ditangani berupa bangunan hotel 5%, pendidikan 20%, perkantoran 69%, industri 4%, dan pusat perbelanjaan 2%.

Selain menggenggam kontrak baru tersebut, TOTL masih memiliki kontrak carry over senilai Rp 5 triliun. Di sisa tahun ini TOTL juga optimistis masih bisa menggenggam proyek baru, namun Mahmilan enggan mengatakan soal nilai dan tipe proyek.

Baca Juga: Laba bersih Bukit Asam (PTBA) anjlok 44%, begini rekomendasi analis

Seluruh kontrak yang digarap TOTL menggunakan skema pembayaran progres payment, tidak menggunakan sistem turnkey. Artinya TOTL akan menerima pembayaran sesuai dengan progres pengerjaan. "Dari proyek yang dipegang perusahaan, estimasi pendapatan TOTL tahun 2020 adalah sekitar Rp 2 triliun," jelas Mahmilan. 

Sepanjang Januari-September 2020, TOTL mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun. Realisasi tersebut turun 7,21% secara tahunan (yoy) dari Rp 1,94 triliun. Kinerja tersebut mengalami penurunan sejalan dengan perolehan kontrak baru yang tercatat turun 63% yoy. 

"Kondisi pasar di tahun 2020 saat ini cukup terganggu akibat pandemi Covid-19 sehingga banyak developer masih dalam posisi wait and see terkait situasi yang terjadi ini," jelas Mahmilan.

Selanjutnya: Delisting bulan ini, saham publik Evergreen Invesco (GREN) masih 40,52%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×