kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Februari 2018, kinerja reksadana Corpus Bond Plus melesat 5,10%


Minggu, 04 Maret 2018 / 17:51 WIB
Hingga Februari 2018, kinerja reksadana Corpus Bond Plus melesat 5,10%
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana Corpus Bond Plus milik PT Corpus Kapital Manajemen berhasil berkinerja cemerlang di tengah kinerja rata-rata indeks reksadana pendapatan tetap yang negatif.

Berdasarkan data Infovesta hingga Februari 2018, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index turun 0,32% secara year to date (ytd). Pada periode yang sama, reksadana Corpus Bond Plus bisa mencatatkan kinerja sebesar 5,10% dan menempati posisi kedua reksadana dengan kinerja tertinggi.

Mohammad Raga Research Analyst PT Corpus Kapital Manajemen mengatakan, dalam mengantisipasi yield Surat Utang Negara (SUN) yang semakin turun, perusahaan ini memutuskan untuk menaruh alokasi aset reksadana Corpus Bond Plus pada obligasi korporasi yang masih memberikan yield optimal. Alhasil. Raga memilih obligasi korporasi dengan tenor menengah hingga panjang. "Kita jadi perbesar porsi di obligasi," kata Raga, Jumat (2/3).

Kebijakan investasi dalam reksadana ini memperbolehkan maksimal 18% alokasi aset ditaruh pada saham. Saat ini, Raga mengatakan portofolio reksadana ini terdiri dari 80% pada obligasi, 5% pada saham, dan sisanya pasar uang. "Porsi saham kita perkecil untuk meminimalkan risiko dari pasar saham," kata Raga.

Kondisi makro Indonesia menurut Raga masih bisa terjaga didukung berbagai perolehan rating surat utang Indonesia. Namun, hal tersebut membuat kupon obligasi yang beredar jadi memiliki yield yang lebih rendah. Raga memproyeksikan di kondisi ini untuk mendapatkan yield 8% di atas satu tahun masih memungkinkan.

Di satu sisi, Raga melihat suku bunga saat ini masih dalam level rendah. Namun, lembaga pemeringkat yang sudah memasukkan Indonesia ke dalam investment grade membuat nonperforming loan bisa dikurangi sehingga risiko gagal bayar korporasi juga bisa berkurang.

Dengan prospek makro ekonomi yang dipandang masih akan positif, Raga mengatakan masih akan melakukan strategi yang sama seperti memperbesar porsi alokasi aset pada obligasi korporasi dengan tenor pendek hingga menengah. Tak ketinggalan, Raga juga akan memperkecil porsi saham yang volatil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×