Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan berpacu dengan waktu dalam menerbitkan surat utang di awal tahun ini. Hal tersebut guna menghindari suku bunga tinggi.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat bahwa sepanjang Januari tahun 2023, jumlah penerbitan surat utang telah mencapai Rp 4,24 triliun. Nilai penerbitan tersebut tumbuh 19,43% secara tahunan jika dibandingkan pada Januari tahun lalu. Serta lebih tinggi daripada nilai jatuh tempo di bulan Januari 2023 ini yang mencapai Rp 2,18 triliun.
Dari nilai penerbitan sebesar Rp 4,24 triliun, penerbitan yang diperingkat Pefindo dan peringkatnya dipublikasikan adalah sebesar Rp 2,8 triliun. Sementara dari sisi perusahaan yang menerbitkan surat utang korporasi, Pefindo telah melakukan pemeringkatan terhadap 3 perusahaan selama Januari 2023.
Baca Juga: Suku Bunga Naik, Kupon Obligasi Korporasi Diramal Bakal Makin Menarik
Ketiga perusahaan tersebut ialah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Medco Power Indonesia (MPI), dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP). Penerbitan surat utang meliputi obligasi, sukuk, ataupun Medium Term Notes (MTN).
Ekonom Pefindo Suhindarto menjelaskan, lingkungan suku bunga yang tinggi berakibat pada peningkatan leverage keuangan perusahaan. Kondisi itu akan membuat biaya utang menjadi lebih mahal.
Karena itu, beberapa perusahaan berupaya menghindari suku bunga yang lebih tinggi dengan menerbitkan obligasi di awal tahun. Tingkat suku bunga saat ini masih relatif lebih rendah, dibandingkan perkiraan di semester II-2023 mendatang.
Selain itu, karakter investor cenderung bersifat forward looking. Sebagai suatu aset yang berisiko lebih rendah, minat akan obligasi diprediksi menguat di awal tahun 2023 sebelum Fed Funds Rate (FFR) mencapai puncaknya.
Pasalnya, jika setelah suku bunga The Fed mencapai puncak dan kondisi lebih stabil, minat risiko juga seiring akan beralih ke kelas aset yang dianggap berisiko lebih tinggi.
"Kami perkirakan penerbitan obligasi korporasi di awal tahun 2023 masih akan cukup tinggi di paruh pertama," ujar Suhindarto saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (31/1).
Disamping faktor-faktor makroekonomi, terdapat keunikan pada tahun 2023 seperti tahapan-tahapan menuju Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 akan dimulai pada semester kedua tahun 2023, seperti kampanye dan sebagainya.
Baca Juga: Pefindo Prediksi Penerbitan Obligasi Korporasi Bisa Mencapai Rp 158 Triliun Tahun Ini
Suhindarto bilang, para pelaku pasar cenderung akan menerbitkan surat utang di awal tahun atau setidaknya hingga semester I-2023, lalu melambat menjelang akhir tahun. Para pelaku pasar biasanya bersikap wait and see terhadap kondisi Pemilu Serentak 2024 tersebut.
Tren perlambatan penerbitan menjelang waktu Pemilu juga terlihat pada tahun 2013 dan 2018, dimana penerbitan surat utang di semester 1 lebih tinggi daripada di semester 2 yang merupakan periode semakin mendekati pemilu di tahun 2014 dan 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News