Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah DKI Jakarta mulai besok (10/4) mulai menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB). Alhasil, mobilitas masyarakat sedikit dibatasi dengan adanya status ini. Sebab, beberapa kegiatan seperti pendidikan, tempat kerja, hingga kegiatan keagamaan pun dibatasi.
Analis menilai, beberapa sektor akan mengalami pukulan hebat jika PSBB dan social distancing ini mulai diterapkan. Salah satunya adalah emiten sektor perdagangan kecil (ritel).
Baca Juga: Menteng Heritage (HRME) tetap mengoperasikan hotelnya di masa PSBB
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian mengatakan, kinerja emiten ritel khusunya yang berhubungan dengan sandang seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) akan tertekan selama penyebaran Covid-19 masih terjadi.
“Jika keadaannya seperti ini, masyarakat sudah tidak berpikir untuk membeli pakaian, karena masyarakat lebih memikirkan sesuatu untuk menyambung hidup,” ujar Robert kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4).
Masyarakat pun lebih cenderung mengeluarkan uangnya untuk keperluan bahan pokok dan produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan obat-obatan. Lebih lanjut, persaingan dengan toko online juga turut menjegal emiten ritel konvensional seperti LPPF.
Baca Juga: PSBB diterapkan Jumat 10 April 2020 di Jakarta, ini sektor yang akan raup untung
Untuk diketahui, LPPF sendiri telah menutup seluruh gerainya terhitung mulai 30 Maret 2020 hingga 14 hari ke depan seiring pencegahan Covid-19. Robert memperkirakan, peritel yang lain akan melakukan hal yang sama apabila kondisi semakin memburuk.
Dengan adanya pembatasan sosial Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyarankan investor agar menghindari saham-saham yang berkaitan dengan sektor otomotif dan transportasi, sebut saja saham PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Indomobil Sukses International Indonesia Tbk (IMAS), dan saham PT Blue Bird Tbk (BIRD).
Selain itu, William juga menyarankan investor untuk menghindari saham yang berhubungan dengan bisnis transportasi lain seperti saham PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) dan saham emiten penyedia jalan tol seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Baca Juga: Gara-gara wabah corona, 1.542 hotel tutup
“Saham otomotif dan transportasi disarankan wait and see dulu,” terang William.
Di sisi lain, William merekomendasikan investor untuk mulai mencermati saham-saham yang bergerak di bidang barang konsumsi, seperti saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), hingga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Sebab, permintaan akan makanan dan minuman tidak akan menyusut sekalipun terjadi krisis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News