Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Investor asing mulai kembali menggenggam surat utang negara (SUN). Dalam waktu singkat, kepemilkan asing naik 1,2% per 2 November menjadi Rp 222,63 triliun dibanding akhir Oktober yang tercatat Rp 219,78 triliun.
Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan, kepemilikan asing tercatat 31% dari total surat berharga begara (SBN) yang sebesar Rp 712,01 triliun. Dari total dana asing tersebut, sebagian diantaranya dana investor Indonesia yang masuk ke pasar SBN dengan menempatkan dananya di luar negeri, seperti Singapura.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Rahmat Waluyanto menduga, investor lokal dengan dana yang ditempatkan di luar negeri tersebut masuk ke SBN melalui pasar sekunder. Sejumlah investor lokal membeli SBN melalui Singapura dengan alasan bebas pajak. Sedangkan di Indonesia, bunga surat utang dikenakan pajak 20%. Akibatnya, keuntungan yang didapatkan kurang maksimal.
"Saya menerima informasi tersebut dari pasar. Namun untuk nominalnya tidak bisa saya sampaikan," ujar Rahmat, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Dia memerkirakan porsi asing naik lantaran investor asing masuk dan membeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 008 di pasar sekunder. Sebelumnya, di pasar perdana, ORI 008 juga mengalami kelebihan permintaan mencapai Rp 20,35 triliun, namun pemerintah hanya menyerap Rp 11 triliun.
"Sebagian dari investor asing yang memegang obligasi kita merupakan investor jangka panjang," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News