Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Besaran nilai tukar rupiah justru menguat tipis saat berlangsungnya pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Pertarungan Hillary Clinton dan Donald Trump ternyata secara global malah membuat sejumlah mata uang mengalami penguatan.
Di pasar spot, Selasa (8/11) kurs rupiah mencatatkan penguatan 0,04% menjadi Rp 13.081 per dollar AS. Sementara itu menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah mengalami melemah dari penutupan Senin (7/11) diangka Rp 13.0782 menjadi Rp 13.090 per dollar AS.
“Rata-rata menguat tipis terhadap dollar AS, hanya won saja yang menurun karena digoncang isu domestik Presidennya diterpa demonstrasi,” ujar David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, Selasa (8/11).
Sementara itu menurutnya yang membuat terjadinya penurunan tipis rupiah lebih disebabkan karena ekspekatsi pasar karena dari hasil jajak pendapat Hillary Clinton sedikit mengungguli Donald Trup. Dengan terpilihnya Hillary kecenderungan akan terjadinya terjadinya pengetatan moneter akhir tahun semakin dekat.
Baginya dalam perdagangan kemarin isu pemilu AS masih cukup menjadi sentimen yang cukup mendominasi. Dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi yang turun tipis beberapa hari lalu dinilai tak banyak berpengaruh karena masih dalam ekspektasi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News