Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah resmi beroperasi pada 2018, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akkhirnya memutuskan untuk menutup layanan operasional Gojek di Vietnam pada 16 September 2024.
Sekretaris Perusahaan GoTo, Koesoemohadiani, menjelaskan Vietnam merupakan pasar yang terfragmentasi dengan banyak pemain di bidang transportasi dan pengiriman makanan.
Bisnis Gojek di Vietnam hanya berkontribusi kurang dari 0,5% dari Gross Transaction Value (GTV) Grup GOTO di kuartal II-2024. Pada periode April–Juni 2024, GTV GOTO mencapai Rp 121,5 triliun atau tumbuh 26%.
Baca Juga: Selamat Tinggal, Gojek Tokopedia (GOTO) Tutup Layanan Gojek di Vietnam
Kontribusi Gojek Vietnam bahkan hanya mencapai 2% dari GTV bisnis on-demand services pada kuartal II-2024. Pada periode yang sama, GTV segmen ini mencapai Rp 13,57 triliun.
"Oleh karena itu, keputusan bisnis ini tidak akan berdampak negatif secara material pada kegiatan operasional, kinerja bisnis dan kondisi keuangan GOTO secara menyeluruh," jelasnya, Rabu (4/9).
Wanita yang akrab dipanggil Diani ini bilang keputusan ini mempertegas fokus GOTO dalam mengembangkan dan memperkuat kegiatan operasional yang dapat memberikan potensi pertumbuhan signifikan secara berkelanjutan.
Baca Juga: GOTO Sebut, Persetujuan Private Placement Hanya Untuk Fleksibilitas
Meski begitu, Diani memastikan GOTO akan terus melakukan investasi dalam hal-hal yang dapat menghasilkan pertumbuhan, dengan tetap berfokus mencapai target breakeven EBITDA yang disesuaikan pada 2024.
Proses transisi penutupan operasional Gojek di Vietnam pun sedang bergulir. Manajemen GOTO memastikan akan mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Negara Naga Biru itu.
Niko Margaronis, Research Analyst Danareksa Sekuritas menyebut langkah yang diambil GOTO bisa menjadi positif karena skala bisnis Gojek di Vietnam belum bertumbuh pesat.
Baca Juga: Cek Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing Selama Sepekan Terakhir
"Tampaknya bisnis di Vietnam membutuhkan investasi yang cukup besar untuk berkembang, sehingga mungkin tidak sepadan dengan usaha yang dilakukan," jelasnya kepada Kontan, Rabu (4/9).
Dengan begitu, Niko menilai upaya GOTO untuk mengejar profitabilitas akan lebih tepat sasaran. Secara umum, dia menilai kinerja bisnis ODS GOTO semakin baik dengan berbagai strategi yang dilakukan.
Niko mencermati Produk Hemat Gojek ini telah menghasilkan lebih banyak pesanan bagi pengemudi, walaupun pengemudi mungkin menerima pendapatan yang lebih rendah per pesanan.
Baca Juga: Saham-Saham yang Paling Banyak Dijual Asing dalam Sepekan
Adapun BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk GOTO dengan target harga di Rp 90. Hingga akhir perdagangan Rabu (4/9), GOTO berada di harga Rp 52 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News