Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham terhadap seluruh agenda RUPSLB. Salah satunya rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
“Perseroan akan terus menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen biaya yang disiplin dan tetap berada di jalur untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan breakevent untuk keseluruhan tahun 2024,” kata Direktur Utama GoTo. Patrick Walujo dalam siaran pers, Jumat (30/8).
Nah, terkait rencana private placement, dalam pernyataan resmi, 24 Juli lalu, Koesoemohadiani, Sekretaris Perusahaan GOTO menegaskan, rencana tersebut diajukan setiap tahun demi mendapat persetujuan agar perseroan ini memiliki fleksibilitas menghimpun pendanaan sejalan dengan kebutuhan, jika penghimpunan dana memang diperlukan.
Pengajuan rencana private placement bukan berarti GoTo segera mengeksekusi aksi tersebut . Saat ini perseroan belum memiliki rencana yang dapat menyebabkan kebutuhan penghimpunan dana tambahan.
"Rencana itu agar perseroan memiliki fleksibilitas bila terdapat kebutuhan penghimpunan pendanaan untuk mendukung peluang pertumbuhan atau dalam menghadapi ketidakpastian kondisi makroekonomi,” kata Koesoemohadiani. Per Juni 2024, GoTo mencatatkan kas dan setara kas mencapai Rp 23,08 triliun dengan jumlah ekuitas mencapai Rp 33,52 triliun.
Koesoemohadiani mengklaim, persetujuan RUPSLB soal private placement akan menempatkan GOTO sejajar dengan berbagai perusahaan publik global yang tidak harus menjalani proses serupa seperti GoTo.
Baca Juga: Simon Ho Jadi Direktur Baru GOTO, Gantikan Jacky Lo
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 22 tahun 2021, private placement wajib memperoleh persetujuan RUPS. Khusus bagi emiten dengan saham suara multipel (multiple voting share/MVS, seri B), PMTHMETD bisa dilakukan satu tahun sejak RUPS.
Artinya, emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti GOTO dan lainnya perlu terus meminta persetujuan RUPS. Hal ini berbeda dengan bursa luar negeri, salah satunya yang diterapkan Securities and Exchange Commission (SEC). Sejak 6 tahun lalu, SEC mengubah aturan di Bursa Nasdaq dan New York Stock Exchange (NYSE) soal persetujuan RUPS perlu jika penerbitan saham baru sebesar 20% atau lebih.
Dengan demikian, emiten-emiten yang listing di bursa Wall Street AS boleh melakukan private placement atau rights issue tanpa izin RUPS, dengan catatan di bawah 20%. Hal ini memberikan fleksibilitas emiten di AS termasuk bagi Grab Holdings Ltd di Nasdaq dan Sea Ltd di NYSE.
Dari sisi kinerja, Equity Research BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Sabela Nur Amalia mencermati agresivitas segmen on demand services (ODS) bisa menopang pertumbuhan gross transaction value (GTV) dan EBITDA GOTO. "Penambahan produk mulai membuahkan hasil dengan peningkatan jumlah pengguna sebesar 16% pada kuartal II-2024," jelasnya dalam riset yang dirilis, Senin (16/8).
Niko dan Sabela memproyeksikan usai memperoleh peningkatan pengguna. Biaya akuisisi pengguna yang akan digelontorkan GOTO akan kembali normal pada kuartal III-2024. Segmen financial technology (fintech) melalui GoTo Financial juga menunjukkan tren pertumbuhan. Di paruh pertama 2024, GTV Inti GoTo Financial tumbuh 5% secara tahunan menjadi Rp 104,57 triliun.
BRI Danareksa Sekuritas menilai potensi GoTo Financial masih terbuka lebar terutama dalam penyaluran kredit. Ini berasal dari produk pinjaman dan Buy Now Pay Later (BNPL) di aplikasi Gojek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News