Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberhasilan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Juli lalu tak membuat PT Hensel Davest Indonesia Tbk terlena. Emiten berkode saham HDIT tersebut segera bergegas melaksanakan pengembangan bisnisnya di sisa tahun ini.
Sebagai informasi, ketika initial public offering (IPO) lalu, emiten teknologi finansial ini berhasil meraup dana senilai Rp 200,11 miliar.
Baca Juga: Hensel Davest Indonesia (HDIT) optimistis mencapai target pertumbuhan 100%
Direktur & Sekretaris Perusahaan HDIT Ferdiana mengungkapkan, 65% dari total dana yang diperoleh HDIT dari IPO akan digunakan untuk peningkatan modal kerja. Perusahaan saat ini tengah mengembangkan produk aplikasi e-commerce bernama DavestPay.
Bermodal dana tersebut, HDIT hendak mengakuisisi merchant-merchant Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar bisa berkolaborasi sebagai mitra bisnis.
Dia menuturkan, sejauh ini HDIT telah memiliki 150.000 merchant UMKM yang menjadi mitra DavestPay. Usai mendapat dana segar dari IPO, HDIT berharap jumlah merchant yang dapat diakuisisi meningkat. Lantas, HDIT menargetkan pertumbuhan jumlah merchant sebanyak 100% sampai akhir tahun nanti.
Baca Juga: Saham Hensel Davest Indonesia (HDIT) melesat 49,52% pada perdagangan perdana
Porsi dana IPO sebanyak 65% juga akan digunakan oleh HDIT untuk membeli persediaan barang dagang serta pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan.
Sementara itu, 10% dana hasil IPO lalu akan digunakan oleh HDIT untuk meningkatkan teknologi komunikasi aplikasi DavestPay. “Kami juga menggunakannya untuk peningkatan pengamanan sistem server aplikasi DavestPay dan pengembangan SDM perusahaan,” tambah Ferdiana, Kamis (1/8).
Selain itu, HDIT juga akan menggunakan 25% dana IPO untuk pembelian bangunan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Sebenarnya, HDIT juga tengah mengembangkan aplikasi lain di luar DavestPay. Tercatat, ada DavestMoney yang merupakan aplikasi dompet digital asli dan menyasar masyarakat Indonesia Timur. Kemudian, ada aplikasi bernama Emposh yang merupakan platform e-commerce dan marketplace.
Baca Juga: Saham Hensel Davest Indonesia (HDIT) oversubscribed 39,57 kali pada penawaran perdana
Selain itu, terdapat produk MoTransfer atau aplikasi layanan pengiriman uang dari pelosok negeri ke seluruh dunia dalam hitungan menit. Perusahaan juga mengembangkan DoeKu atau aplikasi peer to peer lending yang mempertemukan pemberi dan peminjam dana. Tak ketinggalan, terdapat aplikasi BiroPay yang semacam penghubung pembayaran transaksi online.
Ferdiana menjelaskan, sebagian produk yang disebutkan tadi dikelola oleh anak usaha HDIT. Ambil contoh PT Biropay Indoteknologi Global yang mengelola produk aplikasi BiroPay.
Ia juga mengatakan, produk-produk tersebut untuk sementara masih dalam proses pengajuan izin operasi. “Beberapa produk seperti Emposh akan segera berjalan dan dalam proses perekrutan tim,” ujarnya.
Menurutnya, jika seluruh aplikasi tadi telah beroperasi dan target jumlah merchant yang bergabung terpenuhi, HDIT diyakini bisa mencetak laba bersih sekitar Rp 16,6 miliar di akhir tahun ini. Angka tersebut meningkat 46,9% (yoy) dari capaian laba bersih perusahaan di tahun lalu sebesar Rp 11,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News