Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten teknologi finansial PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) melejit 49,52% ke level Rp 785 per saham pada saat pencatatan perdana, Jumat (12/7).
HDIT merupakan emiten teknologi finansial yang fokus bisnisnya di Indonesia bagian timur. Hingga saat ini HDIT telah memiliki empat entitas anak usaha yakni PT Biropay Indoteknologi Global, PT Emposh Sinergi Asia, PT Motransfer Otoritas Internasional, dan PT Doeku Peduli Indonesia.
HDIT menawarkan sebanyak-banyaknya 381,17 juta saham atau 25% dari modal yang ditempatkan disetor penuh. HDIT mematok harga penawaran di harga teratas Rp 525 per saham sehingga perolehan dana yang didapat setelah initial public offering (IPO) sebesar Rp 200,11 miliar.
HDIT menggandeng PT Mirae Asset Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi saham. Pada masa penawaran umum, saham HDIT oversubscribed hingga 39,75 kali atau 528,17 juta dari pooling.
Direktur Penilaian I Gede Nyoman Yetna menyatakan hari ini HDIT akan menjadi perusahaan tercatat ke-32 di semester I 2019 sehingga total perusahaan yang tercatat menjadi 649.
"Sangat diharapkan ke depan perusahaan akan melakukan realisasi terhadap dana yang diperoleh hari ini dan dapat meningkatkan value bagi investor," jelasnya saat di Busa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/7).
Nyoman menyatakan semoga misi HDIT yang ingin mewujudkan inklusi keuangan masyarakat terutama wilayah Indonesia bagian Timur sebab masyarakat di sana masih masih banyak yang unbankable.
Direktur Utama HDIT Hendra David mengklaim, Hensel Davest menjadi emiten tekfin pertama yang melantai di bursa. "Momen ini akan menjadi milestone besar bagi perusahaan," kata dia.
Hendra menyatakan ke depannya HDIT akan terus berinovasi dengan meningkatkan infrastruktur teknologi dan semakin gesit penetrasi ke pelosok negeri untuk meningkatkan inklusi dan menguntungkan semua stakeholder.
Dana perolehan hasil IPO sebagian besar akan digunakan untuk peningkatan modal kerja davestpay yakni mengakuisisi marchant berupa UMKM dan individu yang ditargetkan pada tahun depan akan bertambah dua kali lipat. Selain itu juga digunakan untuk pembelian persediaan barang dagang, uang muka
persediaan barang dagang dan pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan.
Sekitar 10% akan digunakan untuk meningkatkan teknologi komunikasi informasi, serta pengembangan SDM dan sisanya akan digunakan untuk pembelian bangunan untuk operasional perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News