kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hendak Main GameFi? Sebaiknya Perhatikan Hal Berikut


Senin, 17 Januari 2022 / 17:54 WIB
Hendak Main GameFi? Sebaiknya Perhatikan Hal Berikut
ILUSTRASI. Calon investor mengamati?grafik perdagangan mata uang kripto?di Jakarta, Senin (3/5/2021).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbincangan GameFi makin hari makin populer seiring semakin berkembangnya aset kripto terkait. Axie Infinity (AXY) jadi salah satu yang paling populer berkat lonjakan harganya yang sangat signifikan sepanjang tahun lalu. 

Selain itu, sempat ramai juga adanya rug pull alias developer yang membawa kabur uang investor pada tahun lalu di salah satu GameFi. Saat itu, serial Squid Game sedang booming dan diiringi dengan GameFi berkonsep serupa. 

Kepopuleran serial tersebut sempat membuat harga koin SQUID naik hingga US$ 2.860. Namun, sayangnya pada November, developer game tersebut membawa kabur uang senilai US$ 3 juta dan membuat token tersebut jatuh mendekati US$ 0. 

Kendati begitu, industri GameFi belum bergeming. Para developer terus mengembangkan GameFi anyar.  Merujuk Coinmarketcap, setidaknya terdapat tiga aset kripto berbasis GameFi yang sedang dalam proses Initial Coin Offering (ICO). Mulai dari Duckie Land, League of Kingdom, hingga My Crypto City.

Baca Juga: Aset Kripto GameFi Makin Populer, Axie Infinity Paling Diunggulkan

Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar Christopher Tahir tak menampik bahwa GameFi merupakan contoh aplikatif dari Non Fungible Token (NFT) yang cukup baik. Kendati begitu, ia mengingatkan bukan berarti hal tersebut mengartikan GameFi adalah sepenuhnya hal baik. 

“Karena perlu dipelajari pengembangan GameFi itu sendiri. Mulai dari ekonomi di dalam gamenya, skalabilitasnya, hingga sustainability dari gamenya,” kata Christopher kepada Kontan.co.id, Senin (17/1).

Sementara terkait pergerakan harga token dari masing-masing GameFi, ia menilai pergerakannya masih cenderung dipengaruhi oleh hype dan adopsi dari gamenya. Hal ini sayangnya, terkadang justru dijadikan ajang pelaku pasar untuk melakukan aksi pump and dump. 

Dampaknya, para pemain hanya datang untuk mengais keuntungan, yang mana belum tentu masuk ke ekosistemnya bisa untung, dikarenakan GameFi yang baik itu wajib dimulai dengan adanya modal uang, selain waktu dan tenaga. Hal ini membuat harga token tersebut justru bergerak volatile. Padahal, menurut Christopher seharusnya harga token tersebut stabil agar tidak mengacaukan ekonomi di dalam game itu sendiri. 

Baca Juga: Agar Untung Seperti Bitcoin, Ini Cara Memilih Uang Kripto Yang Prospektif

Dia mencontohkan, dalam salah satu game diperlukan untuk mengembangkan monster tertentu di mana harus menggunakan koin tersebut. Namun, karena harganya bergerak tajam, kemudian tiba-tiba harganya naik dan menjadi mahal, para pemain akan kesulitan mengembangkan monster tersebut sehingga adopsi gamenya bisa jadi terganggu.

Oleh karena itu, Christopher menyarankan untuk tidak melakukan investasi di token GameFi. Sebaiknya, masuk ke GameFi karena memang suka dan tertarik main gamenya dahulu, sehingga tidak akan terpengaruh oleh kenaikan harganya.

“Mau harga naik atau turun, kalau gamenya sticky, maka ya pastinya ini bisa membuat orang bertahan lama di sana. Game yang tidak sticky cenderung lebih baik untuk dihindari karena komoditas termahal dari GameFi sebenarnya adalah waktu,” imbuhnya.

Dari beberapa GameFi yang saat ini sudah beroperasi, Christopher menjadikan Splinterlands dan Axie Infinity sebagai top picknya. Pasalnya, keduanya dinilai punya ekosistem yang sudah cukup baik, walau genre permainannya memang bukan untuk semua orang. 

Baca Juga: Makin Booming, Kominfo Awasi Transaksi NFT di Indonesia

Hanya saja, khusus untuk Axie Infinity, ia mengingatkan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, modal awal untuk mulai bermain yang cukup besar jika memutuskan bermain sendiri. Jika ingin lebih murah, terdapat pilihan jalur "beasiswa" atau scholarship yang tidak perlu modal, hanya saja umumnya menerapkan sistem bagi untung ke sponsor. 

Kedua, Axie Infinity hingga tulisan ini dibuat, masih berada dalam fase Alpha alias belum menjadi final product. Alhasil, apabila ada masalah di game tersebut, maka kita sebagai pemain tidak bisa menuntut pihak Axie.

“Jadi sebaiknya main dengan kesadaran bahwa Axie Infinity masih dalam fase Alpha. Dengan demikian memainkan game tersebut fokusnya adalah untuk fun saja, income sebaiknya dijadikan sebagai bonus saja,” tutup Christopher.

Baca Juga: Ungguli Bitcoin dan Lainnya, Harga Mata Uang Kripto Ini Melonjak Tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×