Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. GameFi kini jadi salah satu teknologi yang sedang booming di industri kripto. Dengan konsep play to earn alias bermain game untuk mendapatkan hadiah, GameFi tiap hari makin digandrungi.
Tengok saja salah satu pionir GameFi yakni Axie Infinity (AXY), sepanjang tahun lalu, harganya berhasil meroket tajam dengan naik lebih dari 10.000% sepanjang 2021. Dari yang semula koinnya di bawah US$ 1, pada akhir 2021 harganya sudah menyentuh US$ 93,3 per AXY.
Ramai-ramai GameFi juga tercermin dari makin maraknya developer yang membuat project serupa. Merujuk Coinmarketcap, setidaknya terdapat tiga aset kripto berbasis GameFi yang sedang dalam proses Initial Coin Offering (ICO). Mulai dari Duckie Land, League of Kingdom, hingga My Crypto City.
Baca Juga: Mantap, Harga 3 Mata Uang Kripto Ini Cetak Keuntungan di Atas 30%
CEO Triv Gabriel Rey tak menampik bahwasanya GameFi saat ini memang sedang hype. Bahkan beberapa GameFi juga menghadirkan Non Fungible Token (NFT) yang biasanya ditampilkan dalam bentuk karakter di dalam permainan.
Gabriel menjelaskan, secara konsep GameFi ini sangat menarik dan menjanjikan. Pasalnya, game pada umumnya hanya memiliki virtual coin yang sebatas hanya bisa digunakan dalam game tersebut. Sementara GameFi dengan aset kriptonya memungkinkan token tidak hanya digunakan di dalam game, tapi jadi aset yang bernilai di dunia nyata.
Dari beberapa GameFi yang sudah berkembang, Gabriel menilai Axie Infinity merupakan yang paling kuat secara fundamental dan punya prospek yang menjanjikan. Dari sisi permainan, ia menyebut Axie punya pengguna aktif setidaknya lebih dari 2,5 juta dalam sebulan terakhir. Angka tersebut jauh mengungguli kompetitor lainnya.
Baca Juga: Ungguli Bitcoin dan Lainnya, Harga Mata Uang Kripto Ini Melonjak Tinggi
Selain itu, dari sisi ekosistem dan teknologi, Axie juga dinilai punya kondisi yang lebih baik. Ia mencontohkan jaringan blockchain yang digunakan, yakni Ronin Chain yang bebas biaya sehingga menguntungkan bagi para penggunanya.
“Selain itu, fitur stacking di Axie juga salah satu yang memberikan imbal hasil menjanjikan karena bisa mencapai 100% dalam setahun. Jadi tidak hanya dapat keuntungan dari bermain gamenya, pengguna juga bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga tokennya,” jelas Gabriel kepada Kontan.co.id, Senin (17/1).
Ia mencontohkan, pengguna Axie bisa berinvestasi dengan memiliki karakter game yang memang langka. Pasalnya, makin langka sebuah karakter, maka bisa juga harganya semakin mahal. Jadi Axie tetap bisa menguntungkan bagi orang yang tidak memainkan permainannya, walaupun dari sisi keuntungan jelas tidak akan semaksimal yang bermain secara penuh.
Baca Juga: Makin Booming, Kominfo Awasi Transaksi NFT di Indonesia
Namun, Gabriel mengingatkan agar para investor tetap melakukan riset yang matang terlebih dahulu sebelum mencoba bermain atau berinvestasi pada GameFi ini. Apalagi risiko secara jangka panjang masih tetap membayangi industri GameFi ini.
Salah satu ancamannya adalah ketika developer game besar seperti Steam, Activision, Blizzard, dsb memutuskan untuk ikut mengembangkan GameFi. Para pemain besar tersebut dinilai tidak akan kesulitan mengumpulkan pengguna mengingat basis pengguna pada game konvensionalnya yang sudah besar. Belum lagi, dari sisi modal yang jauh lebih kuat ketimbang para developer GameFi saat ini.
“Jika sampai pemain besar ini masuk, developer GameFi saat ini jelas akan kesulitan bersaing sehingga bisa mengancam GameFi serta seluruh ekosistem yang sudah dikembangkannya,” tutup Gabriel.
Baca Juga: Berburu Kripto Saat Penawaran Awal atau ICO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News