kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Hati-hati, IHSG bisa terkoreksi faktor sell in May


Rabu, 03 Mei 2017 / 08:30 WIB
Hati-hati, IHSG bisa terkoreksi faktor sell in May


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Anda yang berinvestasi saham mungkin sudah sering mendengar kalimat sell in May and go away. Meski belum tentu terjadi tiap tahun, tapi pelaku pasar cukup sering memilih mengambil untung dan keluar dari pasar di bulan Mei.

Pada perdagangan saham di awal bulan Mei ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang turun 0,16% ke level 5.675,8. Volume perdagangan pun sedikit menyusut dibandingkan bulan sebelumnya. Meski begitu, investor asing masih mencetak beli bersih Rp 848,3 miliar kemarin.

Tahun ini, analis menilai ada potensi aksi sell in May terjadi. Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas, mengatakan, secara historis, performa IHSG memang cenderung melambat di Mei, terdorong berakhirnya masa pembagian dividen. Sentimen laporan keuangan emiten di kuartal I juga mulai redup.

Di saat yang sama, ada sentimen global yang bisa menekan IHSG. Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, panasnya konflik di Semenanjung Korea dan adanya Pemilu Presiden Prancis membuat investor global banyak menahan diri. Pelaku pasar juga masih menunggu pernyataan The Fed yang diharapkan bisa memberi kepastian soal rencana kenaikan suku bunga.

Ahasil, saat ini investor asing memang masih melakukan net buy, karena laporan keuangan emiten big caps lumayan kinclong. "Investor asing memang tidak melakukan aksi jual karena fundamental dalam negeri masih bagus. Tetapi investor asing akan lebih banyak menahan diri untuk aksi beli di bulan ini," ujar Bima kepada KONTAN, Selasa (2/5).

Cari saham murah

Menurut Bima, bulan Mei bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi ambil untung alias profit taking untuk saham-saham yang sudah memberikan cuan. Ia meramal, bila IHSG turun di Mei ini, penurunan akan tertahan oleh support 5.500.

Investor bisa melakukan akumulasi beli di saham yang sudah murah, yakni sektor konstruksi, properti dan ritel, yang bakal mendapat keuntungan dari momentum puasa dan lebaran. Bima merekomendasikan saham PTPP, WSKT, BSDE SMRA, CTRA, RALS, LPPF dan JPFA.

Nafan bilang, bila ingin melakukan akumulasi beli, investor bisa mengoleksi saham dengan price earning ratio (PER) di bawah 10 kali. Misalnya saham GJTL, BEST dan JPFA.

Menurut Nafan, secara teknikal, IHSG masih berpeluang naik di bulan Mei. Cuma, kenaikan IHSG akan terbatas. IHSG akan mencoba menembus resistance secara bertahap di level 5.727, 5.783 dan 5.810. Ini terlihat dari indikator MACD yang masih berada di area positif.

Tapi investor perlu berhati-hati, karena indikator RSI sudah menunjukkan overbought. Sehingga apabila ada sentimen negatif, indeks saham berpotensi turun. Bila terjadi penurunan, indeks saham berpotensi menuju level support pertama di 5.603 dan support kedua di 5.505.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×