Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sempat menggerus harga tembaga. Namun, harga komoditas logam industri ini kembali menanjak ke atas level US$ 6.800 pada Senin (30/4). Selanjutnya, kebijakan moneter Amerika Serikat dan China diperkirakan akan menjadi penentu pergerakan harga tembaga sepekan ini.
Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto menilai, pertemuan pejabat Bank Sentral AS dalam The Federal Open Market Committee (FOMC), Rabu (3/5), sangat memengaruhi pergerakan harga tembaga saat ini. Pasalnya, pelaku pasar menanti arah kebijakan The Fed selanjutnya mengenai suku bunga acuan.
"Pelaku pasar sedang memilih masuk ke pasar obligasi dan dollar AS untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga," ujar Andri, Senin (30/4).
Jika ada kejelasan mengenai kenaikan suku bunga acuan AS nantinya, Andri berpendapat, pelaku pasar juga masih akan menanti respons dari Bank Sentral China. Harga tembaga akan mendapat sentimen positif jika Bank Sentral China turut menaikkan suku bunga atau setidaknya memberikan sinyal serupa setelah pertemuan FOMC.
Oleh karena itu, Andri menduga, harga tembaga pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter AS dan China.
Sementara, lanjut Andri, dari segi fundamental, yaitu tingkat produksi dan permintaan sektor otomotif maupun infrastruktur, masih cukup baik.
Meski diselimuti sentimen dari AS, Andri cukup optimistis harga tembaga masih bisa menguat hingga akhir pekan ini. "Meski memang tampaknya sulit untuk bisa menyentuh level US$ 7.000 lagi sementara ini," katanya.
Ia memproyeksi, harga tembaga dalam sepekan ini akan bergerak di kisaran US$ 6.890-US$ 6.770 per metrik ton. Sedangkan, Rabu (2/5), Andri memprediksi harga menguat dan berada dalam rentang US$ 6.800-US$ 6.880.
Mengutip Bloomberg, Senin (30/4) pukul 19.00 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup di level US$ 6.817 per metrik ton atau naik 0,06% dari harga Jumat (27/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News