Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal pekan ini, harga tembaga telah berada dalam tren pelemahan. Kekhawatiran terjadinya kelebihan pasokan menjadi sentimen negatif yang menghadang penguatan.
Mengutip Bloomberg pada penutupan perdagangan Jumat (27/4), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat melemah 2,41% ke level US$ 6,797 per metrik ton.
Seperti dikutip dari Wall Street Journal, International Copper Study Group (ICSG) menyebut kemungkinan terjadi kelebihan pasokan tembaga di tahun 2018, setelah sempat diproyeksikan akan ada defisit tembaga. Peralihan ini disebabkan karena pertumbuhan produksi tembaga olahan.
Meski saat ini produsen tembaga terbesar Freeport McMoRan masih dalam dalam proses negosiasi terkait kendali atas tambang Grasberg, rupanya, hal ini tidak mempengaruhi proses produksi. Tekanan semakin dalam datang dari produsen tembaga terkemuka Norilsk Nickel yang malah melaporkan kenaikan produksi sekitar 18% selama kuartal I 2018.
Namun, di lain pihak, beberapa analis masih meyakini ketidakpastian seputar negosiasi Freeport dan pemerintah Indonesia, dan negosiasi tenaga kerja di tambang Escondida yang dikerjakan BHP Billiton di Chile masih mampu menjadi katalis positif bagi tembaga. ICGS memproyeksikan, tembaga akan kembali mengalami defisit di tahun 2019 nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News