Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisaris Utama PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN, anggota indeks Kompas100 ini) Hary Tanoesoedibjo mengatakan, perusahaannya tengah dalam proses negosiasi kerja sama dengan The Walt Disney Co. Konglomerat hiburan dan media asal Amerika Serikat (AS) tersebut berencana membeli konten dari MNCN.
Kabar itu tercantum dalam laporan perusahaan yang dibuat oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia kala Hary menghadiri Korea Discovery Day yang berlangsung pada 27 Juni 2019-28 Juni 2019 di kantor pusat Mirae Asset, Seoul, Korea Selatan.
Dalam penuturannya, Hary mengatakan, Disney akan menyiarkan konten yang dibeli dari MNCN di platform Over-The-Top (OTT) asal India, Hotstar. Alasannya, Disney ingin memperluas pasarnya di Asia.
Asal tahu saja, saat ini Disney menjadi pemilik raksasa televisi India bernama Star yang mencakup platform OTT Hotstar yang memiliki puluhan saluran olahraga dan hiburan. Disney mengakuisisi perusahaan tersebut dari 21st Century Fox senilai US$ 71 triliun pada Maret 2019 lalu.
Meskipun penjualan konten MNCN ke Disney belum mencapai kesepakatan, Hary yakin hal ini dapat menggenjot pendapatan konten MNCN.
Penjualan konten MNCN ke Disney selama sepuluh tahun ke depan diprediksi dapat menyumbang kenaikan pendapatan sebesar US$ 200 juta atau Rp 2,81 triliun (kurs Rp 14.093 per dollar AS).
Di samping itu, Hary yakin rencana Disney untuk mengakuisisi 20% kepemilikan MNCN akan semakin terbuka lebar setelah kerja sama jual beli konten ini mencapai kesepakatan.
Sebagai informasi, rumah produksi sinetron dan film MNC Pictures memiliki pangsa pasar terbesar dalam produksi drama di Indonesia, yakni sebesar 39%. Disusul oleh Sinemart 22%, Megakreasi 14%, Tobali 6%, dan Tripar MP 4%.
Dalam pertemuan tersebut, Hary juga mengungkapkan rencana akuisisi Vivendi atas anak perusahaan MNCN, yakni MNC Vision Networks. Ia menyatakan, kesepakatan tersebut tidak ada hubungannya dengan fundamental MNCN.
Di sisi lain, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya melihat, kesepakatan tersebut dapat membawa keuntungan bagi MNCN.
“Kesepakatan Vivendi dapat mempengaruhi sentimen MNCN. Dengan memasukkan sejumlah uang ke dalam grup, hal tersebut dapat menurunkan jumlah utang grup,” katanya dalam laporannya, Kamis (4/7).
Ia memprediksi, pendapatan MNCN tahun ini bisa mencapai Rp 7,94 triliun atau naik 6,7% secara tahunan dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,44 triliun. Per kuartal I-2019, MNCN membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,88 triliun atau naik 18% dari Rp 1,60 triliun pada periode yang sama di 2018.
Sementara itu, dari segi laba bersih, ia memprediksi MNCN dapat membukukan laba bersih Rp 1,89 triliun pada 2019, Angka ini naik 23,9% secara tahunan dari Rp 1,53 triliun pada 2017. Per kuartal I-2019, laba bersih MNCN tumbuh pesat 98% menjadi Rp 585 miliar dibandingkan dengan Rp 296 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Untuk itu, Christine merekomendasikan investor untuk buy saham MNCN dengan target harga jangka panjang Rp 1.500 dengan prediksi return 24%. Pada perdagangan Jumat (5/7), harga saham MNCN berada pada level Rp 1.255.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News