Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal Indonesia menghadapi sejumlah tantangan di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda tahun ini.
Akan tetapi, regulator pasar modal mampu beradaptasi dan terus berupaya menjawab kebutuhan pasar. Oleh karenanya, pasar modal Indonesia masih mencatatkan sejumlah pencapaian di tengah kondisi yang menantang.
Ini tercermin dari maraknya perusahaan yang masuk ke pasar modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 30 Desember 2020 ada 51 perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO).
Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai bursa dengan jumlah IPO terbanyak di kawasan ASEAN. Walau begitu, jumlah IPO di tahun ini lebih mini dibanding realisasi sepanjang tahun 2019 yang mencapai 55 perusahaan.
Baca Juga: Resmi melantai di BEI, saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) melonjak 24,53%
Adapun hingga penghujung tahun 2020, terdapat 713 perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI.
Di sisi lain, BEI juga mencatatkan peningkatan aktivitas perdagangan. Terlihat dari rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 32% menjadi 619.000 kali per hari di bulan November 2020.
Hal tersebut menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih tinggi di antara bursa-bursa lain di kawasan Asia Tenggara. Pada periode yang sama, rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) berangsur-angsur pulih dan mencapai Rp 9,18 triliun.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, kondisi bursa memang berangsur-angsur membaik pasca Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok di awal pandemi Covid-19 berlangsung, tepatnya di kuartal I 2020. Hingga akhir tahun, IHSG sudah kembali perkasa.
"Di kuartal I-2020, tekanan luar biasa dan mencapai titik terendah pada 24 Maret. Saat itu IHSG di bawah level 4.000. Kemudian terjadi tren yang positif, sampai kemarin berhasil kembali di atas level 6.000," kata Inarno dalam konferensi pers penutupan perdagangan BEI Tahun 2020 yang digelar secara vitual, Rabu (30/12).
Adapun, jumlah investor saham juga naik sebesar 53% menjadi 1,68 juta Single Investor Identification (SID) sepanjang tahun 2020. Asal tahu saja, secara keseluruhan jumlah investor di pasar modal Indonesia naik 56% mencapai 3,87 juta SID hingga Selasa (29/12).
Jumlah tersebut terdiri dari investor saham, obligasi, maupun reksadana. Kenaikan ini empat kali lipat dalam empat tahun terakhir. Di mana pada tahun 2016, jumlah investor di pasar keuangan dalam negeri hanya 894.000 SID.
Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,77%, saham-saham ini banyak dilego asing di sesi I Rabu (30/12)
Dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94.000 investor atau naik 73% dibandingkan akhir tahun lalu.
Lebih lanjut dijelaskan, peningkatan jumlah investor serta aktivitas transaksi investor harian merupakan hasil dari upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dalam mengedepankan sosialisasi dan edukasi terkait investasi di pasar modal kepada masyarakat.
Asal tahu saja, BEI telah berupaya memperluas jaringan distribusi dengan menempatkan 30 kantor perwakilan di kota-kota besar Indonesia. Di samping itu, melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan institusi, BEI telah mendirikan 504 Galeri Investasi, serta 402 komunitas investor.
BEI juga meluncurkan sejumlah program, seperti layanan Electronic Indonesia Public Offering (e-IPO) untuk meningkatkan efisiensi proses Initial Public Offering (IPO) serta meningkatkan perlindungan investor.
Selain itu, BEI juga meluncurkan aplikasi IDX Virtual Trading yang dapat digunakan sebagai media untuk melakukan simulasi trading bagi calon investor, serta dapat membantu anggota bursa dalam mengedukasi calon investor.
Sepanjang tahun 2020 ini, BEI meluncurkan dua indeks baru yakni Indeks IDX Quality30 dan Indeks IDX ESG Leaders. Diharapkan, indeks tersebut dapat digunakan oleh investor sebagai panduan untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
Lalu pada 27 Oktober 2020, BEI meluncurkan IDX DNA atau Sistem Distribusi Keterbukaan Informasi Perusahaan Tercatat Terintegrasi. Selanjutnya, BEI juga telah merilis sistem perdagangan obligasi secara elektronik Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan Perubahan Maximum Price Movement produk Exchange Traded Fund (ETF) pada 9 November 2020.
BEI juga telah meluncurkan IDX 30 Futures dan Government Bond Basket Futures pada 7 Desember 2020.
Baca Juga: Reliance Sekuritas proyeksi IHSG tembus ke level 6.808 di 2021
Terkait pasar modal syariah, BEI juga mengikuti arahan pengembangan Pasar Modal Syariah sesuai dengan Roadmap Pasar Modal Syariah 2020 - 2024. Upaya pengembangan pasar modal syariah di Indonesia, turut diapresiasi oleh pasar global, ditandai dengan pengukuhan BEI sebagai The Best Islamic Capital Market 2020 dari Global Islamic Finance Awards.
Yang terbaru, pada Senin (21/12), PT IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI) telah mengakuisisi PT Micro Piranti Computer (MPC). Sehingga IDXSTI secara resmi menjadi pemegang saham MPC dengan porsi kepemilikan sebesar 96%.
"Langkah akuisisi oleh IDXSTI diharapkan dapat memberikan sinergi dan dukungan besar terhadap pengembangan serta pertumbuhan industri Pasar Modal Indonesia ke depan," pungkas Inarno.
Adapun aksi ini bisa terealisasi karena SRO telah melakukan peningkatan modal kepada IDXSTI.
Selanjutnya: BI: Likuiditas perekonomian turun tipis pada November 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News