Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan kurs rupiah yang terjadi kemarin belum mampu menutup pelemahan rupiah sepanjang kuartal ketiga 2020 ini. Kemarin, kurs rupiah menguat tipis 0,03% ke level Rp 14.895 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Kurs referensi Bank Indonesia (BI) kemarin menguat 0,26% ke Rp 14.920 per dolar AS dari hari sebelumnya.
Tapi sepanjang kuartal ketiga hingga kemarin, kurs rupiah spot masih melemah 4,42%. Pada akhir kuartal kedua, kurs rupiah masih berada di Rp 14.265 per dolar AS. Sejak awal tahun, kurs rupiah sudah melemah 7,42% dari posisi Rp 13.866 per dolar AS.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong memperkirakan, kurs rupiah hari ini berpeluang melemah tipis. “Rupiah cenderung melemah, secara umum dolar AS masih cukup dominan sehingga rupiah akan sedikit tertekan,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (29/9).
Baca Juga: Wall Street tertekan, pasar mencermati debat presiden dan defisit perdagangan AS
Lukman memproyeksikan rupiah bergerak pada rentang Rp 14.800 per dolar AS-Rp 14.970 per dolar AS. Lukman menyebut, pasar sedang menanti rilis data ekonomi dari AS seperti PDB dan nonfarm payroll. Sampai data tersebut rilis, pergerakan rupiah akan cenderung terbatas.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menilai rupiah justru punya peluang untuk menguat kembali pada perdagangan hari ini. Ahmad mengatakan ada kemungkinan indeks dolar melemah.
Dengan ketidakpastian dan potensi pelemahan indeks dolar, rupiah pun disebut Ahmad akan diuntungkan dan berpotensi menguat. Dia memperkirakan rupiah akan bergerak Rp 14.850 per dolar AS-Rp 14.900 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan pada Rabu (30/9), simak saham-saham berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News