Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Hawa panas politik di Timur Tengah membuat gerah bursa-bursa Asia. Searah dengan pergerakan mayoritas indeks saham Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (22/2), melemah. IHSG turun 1,33% menjadi 3.451,10.
Aksi antipemerintah yang merebak di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah menyulut kekhawatiran terhadap kenaikan harga minyak. Ini menekan bursa regional, termasuk Indonesia. Maklumlah, kericuhan politik kini juga pecah di negara penghasil minyak, seperti Libya dan Iran.
Kenaikan harga minyak di atas kertas bakal memicu laju inflasi. Aditiawarman, Analis Dana Pensiun Bank Mandiri, menyatakan, mengantisipasi kemungkinan inflasi semakin ngebut, pelaku pasar mengurangi aset beresiko, termasuk saham, di portofolio mereka.
Indikator teknikal memperlihatkan, IHSG masih punya peluang menguat karena berada di atas Moving Average (MA 10). Namun para analis memprediksi, perkembangan politik di Timur Tengah lebih mendominasi sentimen di bursa dalam satu-dua hari mendatang.
Dalam proyeksi Deni Hamzah, Analis Corfina Capital, IHSG akan bergerak di rentang 3.415-3.525. Sedang, Aditiawarman memprediksi indeks berkisar 3.390-3.530.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mengikuti pelemahan indeks. Kurs dollar AS, di pasar spot kemarin (22/2), naik 0,24% menjadi Rp 8879. “Banyak yang keluar dari bursa saham, dan pindah ke emas,” kata Appressyanti Senthaury, Research Analyst Treasury Division BNI.
Dia memprediksi harga dollar AS hari ini berkisar Rp 8.850-Rp 8.890.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News