kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harganya anjlok, saham-saham konglomerasi ini masih layak dikoleksi


Senin, 15 Juni 2020 / 22:15 WIB
Harganya anjlok, saham-saham konglomerasi ini masih layak dikoleksi
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB. ANTARA F


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten konglomerasi mengalami pelemahan hingga dua digit sejak awal tahun ini. Saham dari Grup Astra yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII) mengalami pelemahan 31,55% dari awal tahun ke harga Rp 4.740 per saham.

Kemudian dari Grup Saratoga Investama Sedaya, saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) anjlok 34,41% ytd ke harga Rp 1.020 per saham dan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melemah 9,76% ytd ke harga Rp 1.110 per saham.

Baca Juga: Ini gambaran pangsa pasar empat emiten semen per Mei 2020

Selanjutnya dari Grup Salim yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) melemah 21,97% ytd ke harga Rp 8.700 per saham.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai, beberapa saham tersebut masih layak koleksi meski mengalami penurunan dari segi harga. Misalnya saja saham ASII yang masih layak koleksi, terlebih apabila harga sahamnya turun di bawah level 4.000.

Dari segi bisnis, Wisnu bilang bisnis otomotif dapat kembali pulih sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi. "Penjualan mobil dan motor bisa kembali pulih secara perlahan nantinya," kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (15/6).

Pada kuartal pertama tahun ini, kinerja ASII memang sudah terdampak adanya pandemi Covid-19.  Astra International Tbk mencatat pendapatan sebesar Rp 54 triliun pada kuartal pertama tahun 2020, nilai tersebut turun sebesar 9,41% dari pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Selisih kurs dan keuntungan divisi trading jadi kunci peningkatan laba bersih OASA

Laba bersih ASII juga menurun 7,85% secara year on year menjadi Rp 4,81 triliun di kuartal I tahun ini.

Kemudian yang tak kalah menarik juga saham emiten konsumer seperti ICBP. Wisnu menjelaskan, meski saat ini pergerakan sahamnya dihadang tantangan akuisisi Pinehill Company Limited, namun dari segi bisnis permintaan terhadap produk-produk ICBP masih mengalami peningkatan.

Selain itu emiten ini juga termasuk yang defensif di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: IHSG mulai menghijau, efektifkah penanganan gejolak bursa oleh BEI?

Selama triwulan pertama tahun ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membukukan peningkatan pendapatan 7% menjadi Rp 12,01 triliun ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dalam catatan Kontan, kenaikan pendapatan ICBP ditopang dari penjualan dalam negeri sebesar Rp 10,83 triliun dan sisanya ekspor Rp 1,18 triliun. Sehingga, sambungnya, saham-saham tersebut bisa dijadikan pilihan bagi pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×