Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga timah berjangka masih bergerak level tinggi, meski terkoreksi dibanding harga akhir pekan lalu. Jumat (4/10), harga timah mencapai level tertinggi sejak 18 Februari 2013 di angka US$ 24.000 per ton. Dalam sehari, harga timah melonjak 5,49%.
Tapi, rekor ini tak bertahan lama. Senin (7/10), harga timah pengiriman tiga bulan ke depan di London Metal Exchange (LME) turun 1,35% menjadi US$ 23.675 per ton.
Ibrahim, analis Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI), menyatakan, sejak diberlakukan aturan ekspor timah harus melalui bursa timah di BKDI, pasokan timah dunia terganggu. Padahal, Indonesia merupakan pemasok timah kedua terbesar di dunia, setelah Iran.
Menurut dia, sebelum ada bursa timah, LME banyak mengambil timah dari Indonesia dan Malaysia. Namun, dengan aturan pemerintah yang melarang ekspor timah tanpa bursa timah telah menutup keran ekspor, terutama dari pengekspor ilegal.
Padahal, kebutuhan timah di dunia cukup banyak, sementara ekspor sangat kecil. "Akibatnya, stok timah batangan di pasar global terbatas, dan mengangkat harga," ujarnya.
Ibrahim menambahkan, jumlah anggota di bursa timah BKDI kian bertambah. "Dulu anggota transaksi hanya 12 perusahaan, tapi sekarang sudah 21 anggota," ujar dia.
Ibrahim optimistis, harga timah masih akan terdongkrak naik di kuartal keempat tahun ini, mengingat pulihnya industri manufaktur di dunia, termasuk Eropa, Amerika Serikat, dan Cina.
Wahyu Tribowo Laksono, pengamat komoditas Megagrowth Futures menambahkan, kenaikan harga timah juga dipengaruhi oleh penghentian operasional sebagian pemerintah di Amerika Serikat, sehingga menyebabkan beberapa komoditas logam ikut terangkat naik.
Wahyu memprediksi, harga timah untuk sepekan ke depan masih berpotensi bullish secara teknikal. Indikator relative strength index (RSI) bergerak naik di sekitar level 70, masih berpotensi untuk naik. Moving average (MA) 55 berpotongan di atas MA 100. MA 100 juga berpotongan di MA 200, mengindikasikan potensi bullish akan terus berlanjut. "Harga timah masih berpotensi untuk naik di atas level US$ 24.000 per metrik ton," ujarnya.
Wahyu menambahkan, dalam sepekan ke depan, harga timah akan bergerak di sekitar US$ 22.600 per ton hingga US$ 24.400 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News