kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga tembaga tertekan karena pelemahan data ekonomi China


Kamis, 12 September 2019 / 19:33 WIB
Harga tembaga tertekan karena pelemahan data ekonomi China
ILUSTRASI. Tembaga Mulia Semanan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.Laju harga tembaga kembali menemui hambatan. Kemarin (11/9), harga tembaga untuk kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) turun 0,90% ke level US$ 5.773 per metrik ton. Ini berarti harga tembaga sudah turun tiga kali dalam empat hari perdagangan terakhir.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, penurunan harga tembaga lebih disebabkan hasil data ekonomi China yang kurang memuaskan. Selasa (10/9) lalu, data indeks harga produsen China turun 0,8% di bulan Agustus.

Baca Juga: Perang dagang memukul AS, Trump: China akan lebih menderita

Hasil ini lebih rendah ketimbang posisi di bulan sebelumnya tatkala indeks harga produsen China hanya turun 0,3%. Dari situ, timbul kekhawatiran dari para pelaku pasar bahwa permintaan tembaga dari China cenderung turun.

Kendati demikian, ia menilai potensi kenaikan harga tembaga dalam waktu dekat masih sangat terbuka. Apalagi, tensi perang dagang AS-China mulai mereda. Kedua negara dijadwalkan akan menggelar pertemuan tingkat tinggi di awal bulan depan.

Selain itu, optimisme para pelaku pasar terhadap pertemuan European Central Bank (ECB) nanti malam juga bisa mendorong kenaikan harga tembaga.

Pasar ber-ekspektasi bahwa ECB akan menurunkan suku bunga acuan. Potensi ini cukup besar setelah perekonomian Jerman mengalami kontraksi, padahal negara ini merupakan barometer ekonomi zona Eropa.

Baca Juga: Sembilan sinyal resesi Amerika ini kembali menyala merah

“Dolar AS akan melemah kalau ECB turunkan suku bunga. Ini menguntungkan bagi pergerakan harga komoditas, termasuk tembaga,” kata Ibarhim, Kamis (12/9).

Di samping itu, harga tembaga berpeluang terangkat berkat seruan pemogokan kerja tak terbatas oleh Federasi Nasional Pekerja Tambang Peru pada Selasa lalu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap reformasi tenaga kerja pemerintah Peru.

Aksi mogok kerja ini dinilai dapat menghambat produksi tembaga di Peru, sehingga memengaruhi pergerakan harga komoditas tersebut di pasar global.

“Sentimen dari Peru ini hanya bumbu saja. Ketika perang dagang mereda, sebenarnya harga tembaga menjadi lebih mudah mengalami kenaikan,” ungkap dia.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Hasil ekspor nikel tak cukup untuk bangun smelter

Dari sisi teknikal, bollinger moving average 10% di atas bollinger bawah. Indikator stochastic 70% positif sedangkan MACD 60% positif. Adapun indikator RSI wait and see. Namun, jika ECB benar-benar menurunkan suku bunga acuan, indikator RSI dapat menguat.

Ibrahim memprediksi, harga tembaga akan bergerak di kisaran US$ 5.720—US$ 6.200 per metrik ton pada perdagangan Jumat (13/9). Sementara sepekan ke depan, harga tembaga ditaksir berada di area US$ 5.720—US$ 6.700 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×