kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga tembaga tembus ke US$ 9.000 per ton, pertama kali sejak September 2011


Senin, 22 Februari 2021 / 13:05 WIB
Harga tembaga tembus ke US$ 9.000 per ton, pertama kali sejak September 2011
ILUSTRASI. Harga tembaga reli terus


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - HANOI. Harga tembaga memperpanjang kenaikan pada hari perdagangan hari ini dan akhirnya tembus ke atas level US$ 9.000 per ton untuk pertama kalinya sejak September 2011. Keperkasaan harga tembaga didorong oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan harapan bahwa permintaan dari China akan meningkat setelah liburan Tahun Baru Imlek.

Senin (22/2) pukul 12.45 WIB, harga tembaga kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) menguat 3,3% menjadi US$ 9.199 per ton. Ini jadi level tertinggi sejak September 2011. 
Asal tahu saja, harga tersebut hanya 10% di bawah level tertinggi sepanjang masa tembaga yang ada di US$ 10.190 per ton, yang disentuh pada Februari 2011.

Kontrak tembaga April yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange juga menguat 6% menjadi 67.370 yuan setara US$ 10.428,15 per ton, tertinggi sejak Agustus 2011.

"Dengan liburan Tahun Baru Imlek yang baru saja berakhir, kami memperkirakan harga akan naik," kata analis Canaccord Genuity dalam sebuah catatan. Ini mengacu pada libur Tahun Baru China yang berlangsung pada 11-17 Februari, ketika aktivitas bisnis dan konstruksi biasanya lambat.

Baca Juga: Harga minyak merangkak naik Senin (22/2) pagi, WTI ke US$ 59,98 per barel

China memang merupakan konsumen utama dari tembaga. Dengan adanya potensi kenaikan permintaan dari Negeri Tirai Bambu ini, harga tembaga pun melesat.

"Sementara beberapa langkah terbaru tampak spekulatif, pendorong sentimen utama tetap sama," kata catatan itu, menambahkan bahwa likuiditas, stimulus, dolar yang lebih lemah dan persediaan terbatas juga memberikan dukungan untuk komoditas logam industri ini. 

Seperti diketahui, dolar AS jatuh ke level terendah dalam tiga tahun, membuat logam LME yang diperdagangkan dalam the greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Selain tembaga, pemintaan timah diprediksi meningkat pesat dari perusahaan elektronik dan persediaan yang rendah ditambah dengan gangguan pasokan dan pengiriman kemungkinan akan mendukung harganya waktu dekat.

Timah ShFE melonjak sebanyak 8,6% ke rekor tertinggi 194.030 yuan per ton. Sedangkan harga timah di LME mencapai level tertinggi sejak Agustus 2011 pada US$ 27.000 per ton.

Selanjutnya: Antam (ANTM) naikkan volume penjualan bijih nikel, simak rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×